Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wanita Emas" Laporkan Koalisi DKI Jakarta Bersatu

Kompas.com - 28/03/2012, 11:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Impian Mischa "Hasnaeni" Moein untuk melaju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta dalam pilkada tahun ini kandas sudah. Hingga hari terakhir pendaftaran bakal calon gubernur DKI digelar, 25 partai koalisi non-parlemen yang mendukung "Wanita Emas" ini tak mampu memenuhi kuota minimal jumlah suara. Hasnaeni pun berang.

Hasnaeni merasa ditipu oleh partai-partai pendukung yang tergabung dalam Koalisi DKI Jakarta Bersatu itu lantaran suara partai-partai tersebut rupanya dialihkan ke kandidat Alex Noerdin-Nono Sampono yang disokong tiga partai besar, yakni Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Hasnaeni mengadukan persoalannya ini ke Panwaslu DKI dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI.

"Kami laporkan koalisi non-seat Jakarta Bersatu ke Panwaslu dan KPUD karena sudah membatalkan perjanjian secara sepihak. Padahal, perjanjian itu sifatnya sangat eksklusif," ungkap Hasnaeni kepada Kompas.com, Selasa (27/3/2012) malam.

Dia menuturkan, pada tanggal 24 Januari 2012 lalu, ada 25 partai non-parlemen yang membubuhkan tanda tangan pada surat perjanjian dukungan terhadap Hasnaeni sebagai kandidat bakal calon gubernur DKI yang diusung. Beberapa di antara partai yang mendukung Hasnaeni itu yakni PPI, PDP, PPNUI, PSI, PIS, dan Partai Pelopor.

"Ada ratusan orang termasuk media massa yang meliput yang menjadi saksi itu," kata Hasnaeni.

Di dalam surat perjanjian itu, partai koalisi diminta untuk membentuk opini publik terkait pencalonan Hasnaeni dan juga mengeluarkan surat rekomendasi partai atas dukungan itu. Namun, hingga menjelang pendaftaran, surat rekomendasi yang terus ditagih Hasnaeni kepada Ketua Koalisi DKI, Bambang, tak kunjung dikeluarkan.

"Kalau dikumpulkan semuanya, suara kami bisa mengalahkan suara Golkar, yakni sampai 9 persen. Tapi kan masih belum cukup. Perlu 6 persen lagi, makanya saya sudah datangi ke semua partai besar, tapi mereka selalu tanya mana surat rekomendasi dari koalisi kamu, ini yang saya enggak pernah dikasih," katanya.

Hasnaeni mengatakan, bahkan dia dan suami sempat mengetahui ada pertemuan pemilihan cawagub yang dilangsungkan koalisi DKI Jakarta Bersatu. "Saya datang walaupun tak diundang. Setelah saya dengar isi pertemuan itu, ternyata enggak pernah ada disebut nama saya sebagai cagub. Saya jelas kesal dan merasa tidak dihargai," kata Hasnaeni.

Kekesalan Hasnaeni semakin bertambah lantaran partai koalisi itu juga sudah meminta uang ratusan juta rupiah untuk mengampanyekan Hasnaeni. "Saya habis sampai ratusan juta. Katanya mereka untuk biaya operasional. Tapi yang saya lihat mereka sama sekali enggak pernah sebut cagubnya 'Wanita Emas'," kata Hasnaeni.

Menjelang batas akhir pendaftaran, Hasnaeni kemudian dikejutkan dengan kabar yang mengatakan bahwa partai koalisi yang mendukungnya tiba-tiba saja mengalihkan suaranya ke pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono.

"Saya merasa ditipu, dikhianati, dan tidak dihargai. Harusnya politikus tidak bisa melecehkan orang lain seperti ini. Saya tidak bisa menduga ada permainan apa di belakangnya," ujarnya kesal.

Oleh karena itu, Hasnaeni kemudian memutuskan melaporkan kasus ini ke Mabes Polri, Panwaslu DKI, dan KPU DKI. Laporan ke Mabes Polri sudah dilakukannya pada Jumat (23/3/2012 lalu. Ia mengadukan Ketua Koalisi DKI Jakarta Bersatu, Bambang, atas tuduhan penipuan. Selanjutnya, pada Senin (26/3/2012), Hasnaeni juga mendatangi Panwaslu dan kemarin sang "Wanita Emas" itu melaporkan kasus ini ke KPU DKI.

"Saya menuntut agar suara dari partai koalisi itu ditarik. Artinya, dibatalkan sah sebagai suara pendukung Alex-Nono. Saya mau beri pelajaran sama mereka, kalau orang itu tidak bisa seenaknya mereka tidak hargai seperti ini," kata Hasnaeni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com