JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis prodemokrasi mengutuk tindakan polisi, yang menduduki dan menggeledah kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2012) malam.
Tindakan represif polisi yang memaksa masuk ke kantor YLBHI, menggeledah dan mencari mahasiswa yang berlindung di tempat itu, dinilai mengkhianati reformasi.
"Seharusnya teman-teman polisi ingat, mereka bisa seperti sekarang ini karena dulu kami memperjuangkan demokratisasi. Di masa itu, YLBHI menjadi tempat berkumpul aktivis prodemokrasi," kata aktivis Lingkar Madani, Ray Rangkuti.
Menurut Ray, YLBHI adalah simbol perjuangan reformasi yang menempatkan polisi dengan kekuasaannya seperti sekarang. "Kami jelas mengutuk tindakan biadab polisi," katanya.
Direktur YLBHI, Alvon Kurnia Palma, mengatakan, penggeledahan yang dilakukan polisi di kantornya tak disertai surat resmi penggeledahan.
Dia juga mengaku tak tahu alasan polisi membawa Direktur Litbang YLBHI, Agung Wijaya, ke Mapolda Metro Jaya.
Menurut Alvon, tak ada satu pun aktivis YLBHI yang menyuruh mahasiswa membakar mobil polisi di depan kantor YLBHI.
Pembakaran mobil polisi itu, yang memicu kemarahan polisi dan memaksa mereka menduduki kantor para pencari keadilan tersebut.
Koordinator KontraS, Haris Azhar, mengatakan, penyerbuan polisi ke kantor YLBHI jelas merusak martabat polisi secara keseluruhan. Terlebih lagi YLBHI adalah lembaga yang selama ini sangat menghormati hukum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.