Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkopolhukam: Jangan Sampai Tragedi 1998 Terulang

Kompas.com - 30/03/2012, 03:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto membantah adanya kabar mahasiswa yang tewas ditembak aparat kepolisian dalam bentrok yang terjadi di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2012) malam. Ia pun menilai bahwa kabar itu sengaja diembuskan oknum tertentu untuk menggoyang stabilitas keamanan layaknya Tragedi 1998.

Hal ini diungkapkan Djoko dalam jumpa pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jumat (30/3/2012) dini hari. "Isu seolah-olah terjadi penembakan mahasiswa dan ada yang tewas, ini sama sekali tidak benar. Saya yakin ini sengaja diedarkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang tidak ingin lingkungan kita jadi aman dan terlindungi," ujar Djoko.

Menurut Djoko, kabar yang diembuskan soal tewasnya mahasiswa di tangan aparat kepolisian sangat provokatif. Oleh karena itu, Djoko mengaku diperintah langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengklarifikasi agar tidak meluas ke seluruh Tanah Air sehingga bisa menciptakan ketidakstabilan dan ketidaknyamanan.

"Kami hindari peristiwa seperti tahun 1998 lalu. Kami tidak ingin peristiwa itu terjadi di negara kita. Kita ingin bangkit. Jangan sampai dirusak oleh fitnah-fitnah seperti ini," tandas Djoko.

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa dari UPI YAI dan UKI Salemba yang tergabung dalam Konami melakukan aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM pada Kamis (29/3/2012) sore. Namun, tiba-tiba saja unjuk rasa langsung berubah menjadi tindakan anarkis.

Adu jotos antara aparat dan mahasiswa tak terelakkan. Sebanyak lima mahasiswa, satu satpam, dan Kapolsektro Senen mengalami luka dan dirawat di RSCM. Sementara itu, sembilan anggota kepolisian lainnya juga mengalami luka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com