Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Keganjilan Kasus Pelecehan Seksual Artis FTV

Kompas.com - 04/04/2012, 20:25 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur telah memeriksa JM (23), aktris serial FTV yang mengaku telah dilecehkan secara seksual oleh sopir taksi.

Namun, dari hasil pemeriksaan awal, aparat kepolisian menemukan sejumlah keganjilan dalam kasus ini.

"Dari runutan yang disampaikan pelapor, kami menemukan ada hal-hal yang kami rasa ganjil dalam kasus ini," ungkap Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Endang, Rabu (4/4/2012) malam, saat dihubungi wartawan.

Ia menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan awal, JM bercerita bahwa ketika itu ia usai pulang gereja di dekat Taman Mini, Pondok Gede dan hendak bertolak ke rumah teman prianya di kawasan Semper, Jakarta Utara pada Minggu (1/4/2012) pukul 20.00.

Ia pun akhirnya mendapatkan taksi untuk menuju rumah temannya itu. "Dia bilang mau ke tempat temannya untuk antar kado," ujar Endang.

Namun, begitu sampai di depan rumah teman JM sekitar pukul 22.00, sopir taksi justru mulai merayu JM.

"Dia bilang apa enggak enak kalau jam segini datang ke rumah temannya itu setelah itu mereka berbincang cukup lama di depan rumah itu dan JM akhirnya mengurungkan niatnya keluar dari taksi," ucap Endang.

JM mengaku kalau dirinya menemukan kecocokan dengan sang sopir. Di tengah perbincangan itu jugalah, sopir berinisial RM (46) ini mengaku bisa membaca aura JM.

RM mengatakan kalau aura JM sepertinya tidak baik sehingga perlu diobati supaya kehidupan dan rezekinya diperlancar.

"Pelapor kemudian diminta membeli Aqua gelas. Nah, airnya diteteskan ke telapak tangan pelapor sambil sopir itu membaca garis tangan. Di situ, sang sopir bilang perlu dilakukan pengobatan di penginapan, tapi yang bayar si pelapor dan disanggupi," papar Endang.

Keduanya pun langsung mencari-cari penginapan murah di sekitar Condet, Jakarta Timur. Namun, tidak ada penginapan yang sesuai dengan kemampuan kantong JM.

RM kemudian menawarkan kontrakan adiknya di kawasan Cipayung, Jakarta Timur untuk melakukan pengobatannya itu. Di kontrakan itulah, RM mulai menggerayangi tubuh JM. Namun, RM mengurungkan niat karena JM sedang haid.

"Mereka tidak sampai melakukan hubungan dan masih pakai baju lengkap," tuturnya.

Setelah melakukan hal tersebut, RM menawarkan JM untuk istirahat. Pada pukul 03.00, JM mendengar suara adzan. Ia pun minta untuk diantar ke rumahnya. JM tiba di rumah pukul 06.00.

Dari kronologi yang diceritakan JM, polisi pun menaruh curiga. "Kecurigaan muncul karena hipnotis yang disebut-sebut itu sebenarnya tidak ada. Pelapor bisa dengan sangat baik menceritakan waktu demi waktu dan tindakan demi tindakan. Tidak ada yang lupa satu pun," kata Endang.

Selain itu, JM juga mengaku mau secara sadar dibawa ke penginapan karena terlanjur merasa cocok dengan sang sopir.

"Dia bilang sopirnya baik banget, dan bisa bantu dia perbaiki aura. Pelapor percaya saja, dan dia secara sadar mengaku sukarela mau dibawa ke penginapan dan kontrakan," ujarnya.

Dari hasil visum yang dilakukan, kata Endang, polisi juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan yang menunjukkan kalau perbuatan itu dipaksa sang sopir.

"Kami bukannya tidak sensitif pada perempuan. Tapi ini fakta sebenarnya, saya tidak mengada-ada, dari korbannya sendiri juga yang mengaku dia mau dibawa untuk dipijit-pijit sopir. Di hukum, tidak ada yang namanya hipnotis," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com