Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekayasa Sosial Ala Ahok untuk Atasi Macet

Kompas.com - 18/04/2012, 14:29 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keenam pasang bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang maju dalam bursa pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta 2012 ini selalu mendapat pertanyaan yang sama tentang cara mengurai macet. Masing-masing memiliki formula khusus, begitu pula dengan sosok Basuki Tjahaja Purnama atau akrap disapa Ahok.

"Hanya perbaiki angkutan umum saja itu tidak cukup, bahkan ada MRT pun tetap kurang. Harus ada rekayasa sosial untuk meminimalisir macet," kata Ahok saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, Selasa (17/4/2012).

Ia mengatakan bahwa anak muda dari daerah sekitar Jakarta yang berpenghasilan sedang lebih baik tinggal di Jakarta dengan memanfaatkan rumah bersubsidi yang coba digagasnya jika terpilih. Jika dihitung biaya pulang pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi, sebagian besar penghasilannya akan habis untuk ongkos transportasi saja.

"Daripada bawa kendaraan sendiri, capek dan ongkos bensin juga mahal. Lebih baik back to city, tinggalkan mobilnya dan naik angkutan umum. Manfaatkan rumah subsidi," ujar Ahok.

Dengan demikian, perlahan beban kendaraan yang masuk ke Jakarta akan berkurang. Namun, perbaikan angkutan umum dan penambahan armada tetap harus dilakukan untuk menjawab konsep back to city ini. "Orang pasti enggak akan keberatan kok naik angkutan umum kalau nyaman dan headway-nya tiap tiga menit sekali," jelas Ahok.

Sekarang ini, masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi, terlebih lagi sepeda motor, karena lebih cepat dan efisien. Untuk itu, perbaikan angkutan umum ini tidak hanya meliputi headway, tetapi juga harus terintegrasi satu sama lain. Ahok memberi contoh bahwa idenya adalah membentuk konsorsium dari tiga perusahaan yang bergerak di bidang transportasi.

Yang pertama adalah perusahaan transportasi yang berbasis rel, seperti MRT dan rail bus, kemudian menggandeng PT Jasa Marga untuk mau menyisihkan sedikit jalan untuk dipasang rel untuk keperluan rail bus. Yang terakhir mengajak PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk mau bergabung juga. "Jadi nanti warga mudah untuk pindah angkutan dan mau meninggalkan kendaraan pribadinya," jelas Ahok.

Kendati demikian, bukan berarti ia melarang masyarakat untuk membeli motor karena motor dapat digunakan saat akhir pekan atau saat malam hari. Selain konsep back to city, ia juga akan mengajak pusat perbelanjaan di daerah perbatasan, seperti Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bogor, untuk mau bekerja sama menyediakan lahan parkir sebagai fasilitas park and ride dan mengadakan stasiun busway di situ. "Waktu itu pas saya ketemu dengan yang punya Megamall Bekasi, dia mau kok sediakan itu. Kalau enggak mau, ya DKI akan beli lahan untuk itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com