Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI: Panggilan Komandan Bisa Siapa Saja, Kita Suka Pakai Brur!

Kompas.com - 19/04/2012, 18:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa orang saksi mata aksi kekerasan geng motor di SPBU Shell Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara sempat mendengar ada beberapa pelaku yang memanggil dengan sebutan "Komandan". Namun, tim gabungan polisi dan TNI masih menelusuri apakah sebutan "Komandan" itu ada kaitannya dengan keterlibatan oknum TNI.

"Masih diselidiki apakah 'Komandan' itu merujuk pada oknum lembaga tertentu atau tidak. Ini yang masih dikembangkan karena keterangan saksi di lapangan seperti itu," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Kamis (19/4/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Saat dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksda Iskandar Sitompul, menilai sebutan Komandan tidak bisa menjadi dasar untuk langsung menyebut pelaku geng motor adalah oknum TNI. "Tidak bisa kalau ada orang panggil 'Komandan' itu langsung disebut tentara. Orang sipil di warteg juga bisa panggil 'Ndan'," ujar Iskandar.

Kendati demikian, Iskandar mengakui bahwa panggilan Komandan memang kerap digunakan anggota TNI dalam memanggil komandannya. Namun, dalam percakapan sehari-hari, mereka biasa memanggil nama bagi yang seumuran atau panggilan "Brur" untuk yang lebih senior.

"Paling sering panggilan 'Brur' kepada yang lebih tua atau yang lebih senior. Kalau 'Komandan' hanya untuk panggil komandannya," papar Iskandar.

Lebih lanjut, Iskandar menuturkan hingga kini tim gabungan TNI dengan Polri masih melakukan penyidikan kasus penyerangan geng motor tersebut. Belum ada satu pun anggota TNI yang diamankan dalam penyidikan itu.

"Belum ada indikasi keterlibatan TNI sejauh ini dan tidak ada juga yang diamankan. Sekarang proses penyidikan masih bersama-sama dilakukan TNI dan Polri," pungkas Iskandar.

Serangkaian aksi brutal geng motor terjadi belakangan ini di Jakarta. Peristiwa itu bermula dari tewasnya Kelasi Arifin, staff khusus Panglima Armada Kawasan Barat (Armabar) TNI AL, pada tanggal 31 Maret 2012 di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara.

Setelah itu aksi balas dendam dilakukan atas tewasnya Arifin pada tanggal 7 April 2012 di SPBU Shell Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara dan pada tanggal 8 April 2012 di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Satu orang tewas dalam peristiwa tersebut yakni Soleh.

Sepekan kemudian, aksi serupa kembali terjadi di delapan lokasi di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat pada tanggal 13 April 2012. Sekitar 200 orang pria berbadan tegap yang mengendarai sepeda motor melakukan konvoi dan menyerang para pemuda mulai dari Tanjung Priok-Warakas-Salemba Raya-Pramuka. Satu orang tewas yakni Anggi Darmawan.

Sudah ada belasan orang terluka akibat ulah brutal kelompok ini. Polisi masih menelusuri para pelaku dari rangkaian peristiwa itu. Saksi mata di lokasi kejadian menuturkan bahwa para pelaku berambut cepak dan berbadan tegap. Intonasi suara saat membentak para korban juga sangat tegas.

Dugaan ini diperkuat dengan rekaman kamera CCTV di Circle K SPBU Shell Sunter. Di sana, ada beberapa orang yang mukanya terlihat jelas. Mereka berambut cepak dan memakai kaos ketat warna biru tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com