Jakarta, Kompas
Hal itu disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Dwi Sigit Nurmantyas dan Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk Hasanudin dalam kesempatan terpisah, kemarin.
”Walaupun masih ada pengguna jalan tol yang terlihat kagok, secara keseluruhan hari pertama penerapan contraflow berjalan lancar sesuai harapan kami,” kata Dwi Sigit.
Menurut Dwi Sigit, dengan adanya jalur melawan arus, mengurangi sekitar 20 persen kendaraan yang melintas di jalur tol reguler. Dengan begitu, waktu tempuh di jalan tol ruas CawangSemanggi menjadi lebih cepat.
Namun, pihaknya masih terus melakukan pemantauan dan pengkajian pelaksanaan rekayasa lalu lintas itu. Sebab, yang juga menjadi fokus perhatian kepolisian adalah kelancaran sewaktu kendaraan keluar dari jalur lawan arus ke jalur tol reguler dan keluar masuk kendaraan ke tol yang berimbas pada jalan arteri setiap jam di jam sibuk.
”Dalam seminggu ini kami akan cermati ketat untuk dianalisis dalam rangka lebih menyempurnakan pola penerapannya. Tadi sudah ada masukan-masukan juga dari pengguna jalan, seperti usulan menambah rambu pemberitahuan adanya contraflow,” jelas Dwi Sigit.
Hasanudin menuturkan, dengan masuknya 20 persen kendaraan ke jalur lawan arus, sangat mengurangi volume kendaraan di ruas tol reguler. Hal ini membuat rasio volume atau kapasitas di ruas tol yang semula 1,4 menjadi 1,06. Artinya lebih lancar dibandingkan saat belum diterapkan sistem lawan arus.
”Kami lihat tadi pagi, jalur contraflow penuh dan lancar. Jalur reguler penuh, (kendaraan) bergerak dengan kecepatan 40 kilometer per jam yang tadinya cuma 10-20 kilometer per jam,” katanya.
Yang paling penting lagi, lanjutnya, durasi kepadatan yang tadinya tiga jam menyusut menjadi dua jam. Hal ini dampak positif lalu lintas yang bergerak lancar meski kecepatannya rendah (40 kilometer per jam) di jalur tol reguler.