JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengakibatkan ayah dan anak meninggal dunia ini membuat Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan meningkatkan kinerja jumantik di Jakarta agar kejadian serupa tidak terulang.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan bahwa selama ini para jumantik sulit memasuki kawasan perumahan elit karena warga di kawasan tersebut cukup tertutup. Lantaran hal itu, jumantik terkendala mendeteksi jentik-jentik nyamuk aedes aegypti.
"Kami sudah investigasi ternyata jumantik susah masuk kawasan Pulo Asem itu karena daerah elit," kata Dien, di Balaikota, Jakarta, Selasa (22/5/2012).
Untuk itu, pihaknya akan mencoba menggaet satpam kompleks agar menjadi jumantik. Mengingat satpam kompleks pasti jauh lebih dipercaya untuk masuk rumah-rumah di kawasan elit tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga mengimbau pada warga yang mendapati anggota keluarganya atau tetangga terjangkit demam berdarah untuk segera melapor ke Puskesmas.
Selanjutnya, pihak puskesmas akan melakukan fogging untuk membasmi jentik nyamuk. "Lapor ke puskesmas. Nanti mereka akan bergerak untuk fogging radius 200 meter. Karena jarak terbang nyamuk maksimal 200 meter," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang ayah berinisial S (48) dan anak berinisial B (15) yang tinggal di kawasan Pulo Asem, Jakarta Timur meninggal dunia karena terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.