Jakarta, Kompas
Kepala Dinas Tata Ruang Agus Subardono, Selasa (22/5) malam, mengatakan, studio ini memuat RDTR hingga tingkat kecamatan. Studio juga terbuka untuk umum. ”Kami menampung masukan masyarakat tentang RDTR sehingga masih memungkinkan perubahan,” ujar Agus seusai diskusi tentang mass rapid transit (MRT) yang diadakan komunitas Protes Publik.
Beberapa proyek yang akan dilakukan, seperti pembangunan MRT, juga akan masuk dalam RDTR. Rencananya, RDTR disahkan September 2012.
Pengamat tata kota, Nirwono Joga, menilai pembuatan studio ini tidak efektif untuk menyerap aspirasi masyarakat. ”Berapa banyak orang yang akan datang ke studio ini? Di zaman maju seperti sekarang, sebaiknya pemerintah menyampaikan RDTR secara online sehingga bisa diakses masyarakat di mana pun,” ucap Nirwono, Rabu.
Dia mengatakan, RDTR seharusnya dibuka secara luas sehingga orang mudah mengetahui rencana yang akan dilakukan pemerintah di sekitar tempat tinggalnya. Masukan masyarakat juga penting untuk mendapatkan gambaran yang lebih sempurna atas pembangunan di Jakarta. RDTR ini merupakan penjabaran rencana tata ruang wilayah (RTRW) Jakarta dalam jangka waktu 20 tahun ke depan.
Menurut Nirwono, kandidat gubernur dan wakil gubernur Jakarta juga perlu mengetahui RDTR Jakarta agar program pembangunannya tidak menyimpang.