Jakarta, Kompas -
Apalagi saat ini sedang dilaksanakan proyek pembangunan Jakarta Outer Ring Road East 2 di Jalan Jampea hingga Jalan Cakung Cilincing. Tol itu akan menyambungkan Tol Akses Tanjung Priok Seksi North-South (NS) dengan Tol E1 Semper-Rorotan yang dioperasikan sejak tahun 2011.
Pembangunan kedua jalan tol itu memakan sebagian badan jalan. Ruas jalan yang semestinya bisa memuat tiga lajur kendaraan sekarang hanya bisa memuat dua lajur kendaraan. Sementara kendaraan yang melintas didominasi truk-truk angkutan berat yang memakan ruang jalan cukup besar.
Kemacetan cukup parah biasanya terjadi Kamis hingga Sabtu, saat kegiatan ekspor dan impor berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok. Semua jalur arteri yang mengarah ke pelabuhan itu dipadati truk-truk kontainer, mulai dari Jalan Yos Sudarso, Jalan Enggano, Jalan Jampea, Jalan Sulawesi, hingga Jalan Cakung Cilincing.
Titik kemacetan terparah terjadi di persimpangan Jalan Yos Sudarso dan Jalan Enggano. Persimpangan Jalan Jampea, Jalan Sulawesi, dan jalan masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok juga merupakan titik kemacetan terparah.
Ketua Angkutan Khusus Pelabuhan Gemilang Tarigan, Rabu (30/5), menegaskan, kemacetan itu sudah mengganggu kelancaran distribusi truk-truk pengangkut barang yang masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok. Bahkan, itu juga sudah sangat mengganggu kendaraan pribadi, mobil ataupun sepeda motor.
”Kemacetan ini harus ditangani segera karena terjadi hampir setiap hari. Ini menghambat kelancaran distribusi dan aktivitas masyarakat,” ujarnya.
Dari keterangan Kepala Unit Lalu Lintas Kepolisian Sektor Cakung Cilincing Ajun Komisaris Iskandar, kemacetan paling parah terjadi mulai dari Jalan Yos Sudarso hingga Jalan Jampea arah Cakung Cilincing. Sebab, kedua ruas jalan itu mengalami penyempitan akibat proyek pembangunan jalan tol.
”Dampaknya bisa menyebabkan kemacetan sampai Jalan Cakung Cilincing,” katanya.