Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Modus Penggelembungan DPT yang Ditemukan Timses

Kompas.com - 18/06/2012, 20:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada DKI Jakarta terus digugat nyaris oleh semua tim sukses. Kekacauan DPT itu bahkan dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Timses menemukan ada 387.155 pemilih di dalam DPT yang bermasalah. Total DPT yang dikeluarkan KPU DKI Jakarta pada tanggal 2 Juni 2012 lalu mencapai 6.983.692 pemilih. Kekacauan data itu didapat setelah timses Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, Alex Noerdin-Nono Sampono, Jokowi-Ahok, dan Hendardji Soepandji-Riza Patria menyisir seluruh DPT yang ditetapkan KPU DKI Jakarta.

"Kami temukan ada hampir 400.000 data (tepatnya 387.155 data) yang tidak valid. Ini semua terlampir di lembar yang kami berikan," ucap tim advokat Alex-Nono, R Bambang Jaya Bangkit, Senin (18/6/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Dari penyisiran itu, timses menemukan banyak modus yang dilakukan dalam memanipulasi DPT. Setidaknya ada tujuh modus manipulasi yang terjadi yakni sebagai berikut:

1. Pemilih dengan nama dan tempat tanggal lahir yang sama tetapi NIK berbeda.

Data DPS per 1 Juni berjumlah 13.113 pemilih yang dimanipulasi dengan cara seperti itu. Sedangkan untuk DPT per 7 Juni berjumlah 132.171. Jumlah ini meningkat sebanyak 132.171 pemilih.

2. Satu NIK yang digunakan untuk beberapa nama, di beberapa TPS lintas kotamadya.

Pada tanggal 1 Juni 2012, timses menemukan ada 21.537 pemilih dengan data ganda di dalam DPS. Sedangkan untuk DPT 7 Juni sebanyak 20.334 pemilih, sehingga selisihnya hanya 1.203 pemilih. Pengurangan itu belum menunjukkan perubahan yang berarti.

3. NIK berubah untuk data pemilih yang sama.

Temuan DPS per 1 Juni sebanyak 44.696 sedangkan dari DPT per 7 Juni berjumlah 46.150 pemilih yang dimanipulasi dengan modus mengubah data NIK padahal pemilihnya sama.

4. NIK kosong di dalam DPT, timses menemukan NIK yang hanya tertulis angka 00000000.

Temuan timses dari DPS pada tanggal 1 Juni 2012, ada 6.449 NIK kosong. Jumlah itu justru bertambah saat DPT disahkan yakni meningkat menjadi 6.457 data dengan NIK kosong.

5. Nomor Induk Kependudukan (NIK) palsu atau bodong.

Hal ini diketahui dengan melihat NIK yang tertera dalam DPT yang jumlahnya lebih dari 16 digit. Modus seperti ini terjadi di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Timses menilai persoalan ini sebenarnya sudah dilaporkan ke KPU DKI Jakarta pada tanggal 1 Juni 2012. Namun, ternyata tidak terlalu digubris lantaran data tidak banyak berubah. Temuan timses dari Daftar Pemilih Sementara (DPS) tanggal 1 Juni mengungkap ada 17.073 pemilih fiktif karena NIK palsu atau bodong. Jumlah ini hanya terkoreksi sedikit yakni 1.303 pemilih sehingga jumlah NIK bodong menjadi 15.770 pemilih.

6. Adanya NIK baru yang muncul dalam DPT.

Timses menemukan pada saat DPS dikeluarkan tanggal 1 Juni 2012 ada sekitar 157.663 pemilih. Saat DPT disahkan, NIK baru bertambah menjadi 163.727 pemilih.

7. Penduduk DKI Jakarta yang tidak punya NIK dan Kartu Keluarga (KK) tapi terdata.

Temuan timses pada DPS per tanggal 1 Juni 2012 terdapat 328.054 pemilih yang tidak memiliki NIK dan KK tapi terdaftar dalam DPT. Jumlah ini terkoreksi cukup banyak pada DPT yang jumlahnya hanya 2.546 pemilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com