Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latihan Terbang Selalu Ada Skenarionya

Kompas.com - 22/06/2012, 13:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat Fokker 27 yang jatuh dan menewaskan 11 orang, Kamis (21/6/2012), tengah melakukan latihan provisiensi atau landing dan take off. Dalam setiap latih terbang, kru pesawat memiliki skenario yang berbeda-beda, namun tetap sesuai dengan silabus penerbangan TNI AU.

Mantan instruktur latih terbang Skadron II TNI AU Mayor Rony Widodo mengatakan, latihan provisiensi tersebut dilakukan secara rutin oleh pasukan penerbang TNI AU. Setiap kru yang berlatih, dihadapkan dalam berbagai skenario keadaan pesawat.

"Ada pola (penerbangan) kondisi normal, single engine, itu kita harus bisa mengendalikan pesawat secara safety. Tapi, kita tidak melakukan manuver secara ekstrem," ujarnya kepada wartawan di Skadron Udara II TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (22/6/2012).

Ia mengatakan, dalam latihan provisiensi, ketinggian normal pesawat sekitar 1.100 kaki. Segala manuver yang dilakukan pesawat pada saat latihan, selalu direncanakan. Hal tersebut berguna agar pilot dan kopilot maupun kru mampu mengatasi masalah di udara.

"Manuvernya ya beda-beda, take off ada, landing ada, kita punya silabusnya yang menjadi panduan. Kan kita terbang ada polanya," lanjutnya. Namun, ia tidak mengetahui apakah kecelakaan pesawat tersebut terjadi akibat pesawat hanya memfungsikan satu mesin atau tidak. Ia menyerahkan itu semua kepada tim penyelidik dari Mabes TNI AU.

Ia juga memastikan bahwa pesawat yang digunakan dalam latihan dalam kondisi baik dan terawat. "Kemarin, pesawat itu serviceable, kalau enggak siap terbang, kami enggak akan terbang," lanjutnya.

Dalam kesempatan lain, Kadispen TNI AU, Marsekal Madya Azman Yunus mengatakan, pesawat Fokker 27 memang memiliki dua mesin. Namun, ia menegaskan setiap penerbangan latihan, seluruh aspek didata dan dilaporkan ke Skadron II, termasuk skenario pesawat yang akan berlatih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com