Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakob Oetama: Pak Ojong Sudah Berada di Surga

Kompas.com - 28/06/2012, 11:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama, mengatakan, almarhum PK Ojong adalah pribadi yang sederhana dan berpikir mulia. Sosok yang sederhana, dapat menjadi teladan, bertanggung jawab, jujur, dan pandai mengelola keuangan.

"Almarhum dalam hidupnya selalu mengutamakan unsur kemanusiaan," kata Jakob Oetama dalam sambutannya saat berziarah di pusara PK Ojong di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta, Kamis (28/6/2012).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap memperingati hari jadi harian Kompas, pendiri beserta staf jajaran Kompas melakukan ziarah ke makam PK Ojong, salah satu pendiri sekaligus perintis Kompas. Pada HUT ke-47 Kompas kali ini, acara itu juga diadakan sebagai salah satu mata acara HUT Kompas.

Jakob mengatakan, almarhum PK Ojong dapat membangun Kompas hingga sebesar ini karena mengutamakan unsur kemanusiaannya. PK Ojong dapat menjadi teladan bagi generasi penerus di Kompas Gramedia. Ia pekerja keras, hal ini merupakan warisan almarhum. Perjuangan Pak Ojong membawa Kompas Gramedia menjadi sebesar ini, kata Jakob, tentunya dengan mengutamakan unsur kemanusiaan yang selalu ia pegang.

"Saya yakin Pak Ojong saat ini sudah berada di surga karena perjuangannya dan prinsip hidupnya," kata Jakob.

Tak lupa, Jakob menyampaikan dalam sambutannya yang berlangsung selama sekitar sepuluh menit itu untuk selalu bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

"Prinsip inilah juga yang selalu dibawa oleh Pak Ojong. Untuk mempercepat kemajuan Indonesia, semangat ke-Bhinnekaan Tunggal Ika harus diutamakan. Kita harus bersatu," kata Jakob Oetama.

Kemanusiaan

Harly Ojong, anak dan perwakilan dari almarhum PK Ojong, mengatakan pentingnya faktor kemanusiaan dalam sebuah perusahaan. "Unsur terpenting dalam sebuah perusahaan itu adalah manusia itu sendiri. Bukan dari strategi, pemasaran, atau yang lainnya. Hati nurani itu unsur paling utama," katanya.

Harly mengajak seluruh keluarga Kompas untuk bersama-sama dapat mempertahankan dan mengembangkan Kompas Gramedia.

Kegiatan ziarah tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan setiap hari jadi Kompas Gramedia yang jatuh setiap tanggal 28 Juni. Ziarah ini dimulai sekitar pukul 06.45 dan selesai pada pukul 08.00 WIB. Hadir dalam ziarah itu Jakob Oetama (pendiri Kompas), Harly Ojong (anak PK Ojong), Rikard Bagun (Pemimpin Redaksi Kompas), Agung Adi Prasetya (CEO Kompas Gramedia), beserta jajaran petinggi dan sejumlah karyawan Kompas Gramedia dari berbagai unit.

Petrus Kanisius Ojong, nama lengkap PK Ojong, adalah salah seorang perintis serta pendiri Kompas Gramedia. PK Ojong lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Juli 1920. Tahun 1946-1951, Ojong menjadi anggota redaksi surat kabar harian Keng Po dan mingguan Star Weekly.

Tahun 1963, Ojong turut mendirikan majalah Intisari dan ikut memimpin majalah itu. Tahun 1965, Ojong turut mendirikan harian Kompas dan menjadi pemimpin umumnya. Sejak tahun 1970 hingga akhir hidupnya, 31 Mei 1980, PK Ojong menjadi Pemimpin Umum PT PMDN Gramedia yang bergerak di bidang penerbitan.

Saat ini, telah berdiri secara kokoh patung berbentuk dirinya di halaman Bentara Budaya, Palmerah, sebagai bentuk penghargaan tertinggi kepada pendiri Kompas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com