Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Ramadhan dengan Bershalawat Jawa

Kompas.com - 06/07/2012, 15:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Menjelang larut malam, puluhan warga Dusun Sorobayan, Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang berkumpul dalam acara Nurodin, Kamis malam (5/7/2012). Nurodin adalah membaca shalawat bersama dengan diiringi alat musik gamelan, gendang dan rebana. Uniknya, jika biasanya shalawat dilantunkan dengan bahasa Arab, namun di sini menggunakan bahasa Jawa.

Setelah shalat isya berjamaah di masjid, masyarakat berkumpul di tanah lapang yang ada. Diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh ulama dusun setempat. "Kegiatan ini adalah tradisi turun temurun di dusun kami," ujar Muhammad Zaki, warga setempat, Kamis malam (5/7/2012).

Biasanya kegiatan yang mayoritas diikuti kaum laki-laki ini dilakukan menjelang bulan Ramadhan sebagai sebagai wujud suka cita akan datangnya bulan penuh rahmat itu. Namun demikian, sesuai dengan kesepakatan warga, Nurodin juga bisa diadakan kapan saja sepanjang tahun.

Menurut Zaki, kegiatan tersebut tidak lain bertujuan untuk menjunjung Nabi Muhammad SAW sebagai rasul dan pembimbing bagi umat Islam. Lebih dari itu kegiatan tersebut juga merupakan bentuk dakwah Islàm sebagaimana dilakukan oleh para Walisongo dahulu.

"Menurut sejarah, dahulu Walisongo menyampaikan ajaran Islam dengan macam-macam pendekatan, salah satunya adalah melalui seni dan budaya," tuturnya. Karenanya, ia dan warga dusun ingin terus melesatarikan tradisi ini.

Usai doa, acara inti dimulai, ulama atau sesepuh desa lantas memulai melantunkan lirik shalawat dalam bahasa jawa yang kemudian diikuti oleh warga bersahutan. Alunan kian merdu berkat iringan gamelan, gendang dan rabana yang harmonis. Meski udara malam yang semakin dingin di kawasan Tegalrejo, namun tidak menyurutkan semangat warga.

"Lirik yang kita baca ini juga bukan kita yang bikin, tapi sudah ada sejak dulu, sudah dibikin teks oleh kakek nenek kita dulu," ungkapnya sambil menunjukkan teks shalawat yang bertuliskan tahun 1986.

Meski dilakukan oleh para kaum laki-laki, bukan berarti kaum perempuan tidak turut andil dalam kegiatan ini. Mereka dengan sukarela menyiapkan makanan dan minuman untuk disantap bersama usai bershalawat. "Ya, walaupun makanan sederhana namun cukup nikmat karena disantap bersama," ujar Sopiah, warga yang ikut membantu menyiapkan makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com