Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Jasa Berharap Kemacetan Merak Segera Teratasi

Kompas.com - 09/07/2012, 05:02 WIB

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Para penumpang kendaraan umum jarak jauh antarprovinsi dan sopir truk mengharapkan pemerintah melalui instansi terkait segera mengatasi kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Merak, Provinsi Banten yang berdampak pada penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung menuju Merak akhir-akhir ini.

"Kemacetan seperti ini seharusnya tidak terjadi, apalagi sebentar lagi akan melayani angkutan penumpang arus mudik/balik Lebaran," kata penumpang bus antarkota antarprovinsi dari Pulau Jawa, Ruslan (45), di Rajabasa, Bandarlampung, Minggu (8/7/2012).

Dari Merak dilaporkan, hingga Minggu kemacetan kendaraan itu masih terjadi, antara lain akibat banyaknya kendaraan yang akan menyeberang, melonjaknya jumlah penumpang pada liburan (masa libur) sekolah akhir tahun ajaran 2011/2012 dan segera memasuki tahun ajaran 2012/2013.

Kemacaten kendaraan truk menuju pelabuhan Merak antara 7 kilometer hingga 10 km itu diperparah oleh lonjakan penumpang. Ditambah lagi, jumlah armada kapal yang melayani jalur Merak-Bakauheni (pp) terbatas.

Menurut Ruslan, kondisi kemacetan itu seharusnya tidak dibiarkan terlalu lama, baik itu untuk kedaraan pribadi, kendaraan penumpang umum, maupun kendaraan niaga, khususnya truk-truk pengangkut barang kebutuhan pokok, hewan ternak, buah-buahan, dan lainnya.

Akibat lumpuhnya arus menuju pelabuhan Merak itu, kendaraan umum, termasuk bus dari Jakarta menuju Merak dialihkan ke luar jalan tol sejak di pintu tol Serang Timur.

Kondisi itu selain membuat jarak tempuk makin jauh, juga waktunya semakin lama karena melalui jalan kota yang juga padat kendaraan.

Sementara itu, sejumlah penumpang bus jarak jauh, seperti dari Yogyakarta, Jakarta, Solo, Bandung, dan kota lainnya menuju Lampung dan daerah di Sumatera lainnya mengeluhkan kondisi kemacetan di Merak itu karena terbukti telah membuat waktu tempuh ke tempat tujuan menjadi jauh lebih lama, atau terlambat sampai tujuan.

Sebagai contoh, jarak tempuh mulai Kota Yogyakarta hingga Rajabasa Bandarlampung yang seharusnya 20--22 jam, bisa molor 25-26 jam bahkan lebih.

"Biasanya, kalau naik bus dari Terminal Jombor, Yogyakarta, pukul 14.00 WIB bisa sampai di Rajabasa Bandarlampung sebelum pukul 12.00 atau 14.00 WIB keesokan harinya. Akan tetapi, sekarang pukul 15.00 WIB baru sampai, dan tiba di rumah bisa lebih lama lagi," kata penumpang angkutan bus, Rusdi (47).

Sementara itu, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan selama dua hari terakhir sejumlah truk masih mengantre di pintu masuk Pelabuhan Merak, Banten, menunggu giliran masuk kapal. Kondisi yang sama juga terjadi di pelataran parkir Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan.

Antrean truk itu juga bahkan menjadi lebih lama ketika di Dermaga I atau Demaga II kapal sudah berangkat.

Namun, tidak segera ada kapal lain yang sandar sehingga masih harus menungu beberapa puluh menit bahkan jam menunggu kapal berlabuh dan kemudian mengangkut mereka.

Kodisi di dalam kapal sediri, baik dari Sumatera ke Jawa maupun sebaliknya dari Jawa ke tujuan Sumatera, selalu padat penumpang, baik yang mengguakan bus maupun kendaraan pribadi.

Perjalanan kapal, baik siang maupun malam, penumpangnya bahkan ada yang sampai berdesak-desakan untuk mencari tempat duduk. Ada pula kapal yang ruang duduk lesehannya pun sudah penuh, terutama tempat duduk di ruangan yang berpendingin udara ruangan (AC).

"Wah, angkutan liburan sekolah sekarang saja kapal rasanya sudah desak-desakan seperti angkutan mudik Lebaran saja," ujar seorang penumpang kapal dari Bakauheni ke Merak.

Sesuai dengan kalender, diperkirakan Ramadan 1433 H akan jatuh pada tanggal 20 Juli 2012, dan Idulfitri akan jatuh sekitar 19-20 Agustus 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com