Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Dukung Foke-Nara, Elektabilitas PKS Dipertaruhkan

Kompas.com - 13/07/2012, 12:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis antikorupsi Teten Masduki mengungkapkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki resiko tinggi apabila mendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli pada Pilkada DKI putaran kedua. Pasalnya, langkah tersebut dianggap tak sejalan dengan keinginan warga ibukota yang ingin mengadakan perubahan.

"Kalau sekarang PKS mau ambil risiko tinggi mendukung Foke, sementara kecenderungan publik ingin ada perubahan, saya kira berisiko bagi elektabilitas PKS di masa depan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/7/2012).

Teten melanjutkan, partai berlambang bulan sabit dan padi tersebut seharusnya banyak mengambil pelajaran dari pengalaman selama ini. Banyak politisi PKS yang tersangkut berbagai kasus. Selain itu, banyak pemimpin daerah yang diusung PKS, dianggap tidak mempu mengadakan perubahan untuk kotanya. Oleh sebab itu, keputusan dukungan di putaran kedua, sangat berpengaruh kepada citra partai.

"Di Pilkada 2007 kelihatan, mereka menang 45 persen dangan Adang melawan semua parpol yang ngeblok ke Foke. Sekarang mereka hanya dapat 11 persen dengan calon mereka sendiri yang integritasnya lebih baik. Masyarakat telanjur memberikan hukuman," lanjutnya.

Meski demikian, menurutnya, PKS yang dikenal memiliki mesin partai yang disiplin dalam pengelolaan suara, akan bulat mendukung salah satu pasangan dengan latar belakang kedekatan ideologis yang sama pada putaran kedua Pilkada DKI.

"Kecenderungannya ke Foke-Nara, ini soal agama saja. Saya kira mereka akan mengambil risiko," lanjutnya.

Seperti diberitakan, berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan nomor urut tiga, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, unggul dalam perolehan suara disusul Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli di urutan kedua. Keunggulan pasangan Jokowi-Basuki mengejutkan karena dalam sejumlah survei yang dilakukan sebelum pemilihan, pasangan Fauzi-Nachrowi selalu unggul dalam perolehan suara.

Berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena tidak ada yang memperoleh suara 50 persen plus satu, maka pilkada dilanjutkan dengan putaran kedua antara Jokowi-Basuki dan Fauzi-Nachrowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com