Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haruskah Pelajar Terlibat Tawuran Bebas Sanksi?

Kompas.com - 19/07/2012, 14:37 WIB
Imanuel More

Penulis

KOMPAS.com - Semua orangtua pasti tidak menghendaki anaknya terlibat kasus hukum. Namun, seandainya putra-putri Anda terlibat pelanggaran hukum tertentu, tidakkah Anda berupaya membebaskannya? Pertanyaan di atas layak dipertimbangkan warga masyarakat, khususnya kalangan orangtua, seandainya Anda tidak ingin melimpahkan semua kesalahan dalam dilema pihak kepolisian.

Di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (18/7/2012) sore hingga malam, pecah sejumlah kejadian tawuran antarkelompok pelajar di beberapa titik. Kejar-kejaran, aksi saling lempar dan saling serang di jalanan umum yang melibatkan ratusan orang dari empat sekolah jelas mengganggu dan membahayakan pengguna jalan dan warga sekitar, tak terkecuali mereka yang terlibat langsung. Apalagi, pelajar yang terlibat tawuran kerap dipersenjatai senjata tajam dan barang berbahaya lainnya. Pihak kepolisian tentu saja langsung bergerak ke lokasi beberapa saat setelah menerima laporan.

Namun, gerutuan dan kecaman acapkali diterima petugas yang dianggap sengaja membiarkan para pelajar yang melarikan diri. Pasalnya, yang sering terjadi adalah hanya beberapa orang atau bahkan tidak ada satu pun yang diamankan. Situasi tersebut berulang semalam. Hanya sekitar lima pelajar SMA tertentu yang diamankan ke Mapolrestro Jakarta Selatan. Mengapa demikian? Mungkin fakta berikut bisa menjadi salah satu jawabannya.

Saat Kompas.com bersama dua wartawan lain tiba di Mapolrestro, sekitar pukul 22.15 WIB, di dalam ruang SPK terdapat sekitar lima remaja usia SMA. Sementara itu, di pendopo depan lobi duduk beberapa anggota keluarga mereka. Beberapa saat kemudian dua pria di antaranya datang menemui petugas di depan ruang SPK. Keduanya meminta pertanggungjawaban petugas atas proses penangkapan yang disebutkan melibatkan kekerasan. Dua nama institusi TNI sempat terlontar dari bibir keduanya. Petugas pun terpaksa memasuki ruang SPK untuk menemui para remaja itu yang tidak lagi mengenakan seragam sekolah itu.

"Apa kalian dipukul?" tanya petugas.

Salah seorang di antara mereka mengiyakan bahwa dia mengalami tindak kekerasan saat penangkapan. Namun, dia mengaku tidak sempat melihat nama yang tertera pada seragam petugas tersebut. Percakapan pun kemudian diimbuhi oleh dua pria yang mengaku sebagai anggota keluarga remaja itu. Tak beberapa lama, petugas itu keluar dan melangkah menuju lantai atas.

"Katanya dipukul," ujarnya saat melintasi wartawan.

Campur tangan orangtua atau keluarga lazim terlihat dalam kasus tawuran pelajar. Remaja-remaja yang bertikai dengan mudah melenggang bebas tanpa sanksi yang jelas hanya lantaran embel-embel pejabat atau tokoh tertentu dibawa-bawa.

"Paling nanti juga bebas. Nanti kan tinggal sebut pejabat inilah, perwira anu-lah, anak atau ponakannya si bos inilah," ujar petugas lain dengan nada pasrah.

Di satu sisi, masyarakat akan menyalahkan petugas jika para pelaku tawuran yang mengganggu keamanan warga tidak ditindak tegas. Namun, pertanyaan di atas bisa diendapkan di benak masing-masing, relakah Anda bila putra-putri Anda menjadi penghuni sel tahanan walau hanya semalam?

Dalam pesannya kepada Kasat Reskrim Baru AKBP Hermawan, Kapolres Metro Jaksel sempat menguraikan gambaran umum tentang kasus-kasus di Jakarta Selatan, dan mungkin di Jakarta secara lebih luas. "Kasus-kasus yang terjadi kebanyakan tergolong kasus-kasus sederhana, tidak rumit. Tapi, yang bikin rumit adalah di Jakarta ini terlalu banyak orang penting, banyak orang yang punya jaringan luas ke mana-mana, banyak jalinan kepentingan," kata Kapolres Jaksel Kombes Imam Sugianto saat acara serah terima jabatan Kasat Reskrim dari AKBP Budi Irawan kepada AKBP Hermawan, Rabu (25/4/2012).

Alhasil, kasus tawuran yang sebenarnya bisa ditangani tidak lagi menjadi perkara mudah. Pihak kepolisian pasti sadar bila yang kerap terlibat tawuran adalah beberapa sekolah yang terhitung elit di Jakarta dan berada di wilayah selatan. Banyak siswanya bukanlah orang dari masyarakat kelas bawah atau minimal punya kaitan dengan salah satu orang penting. Alhasil, penanganan kasus tawuran hampir pasti sarat intervensi keluarga.

Lantas, sampai kapan tawuran yang melibatkan beberapa sekolah elit di Jaksel ini akan ditangani secara tepat? Kapankah ada sanksi yang tegas terhadap kelompok pelajar yang terlibat pertikaian terbuka di jalanan umum? Tidak bijaksana jika semuanya diserahkan sebagai tanggung jawab petugas kepolisian. Pihak keluarga dan sekolah pun perlu bertangggung jawab dalam kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com