Selama Ramadhan, Tempat Hiburan di Aceh Harus Tutup

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Aceh mengeluarkan seruan bersama yang mengintruksikan kepada pemilik usaha biliar dan hiburan untuk menutup usahanya selama bulan suci Ramadhan.

Hal ini dilakukan untuk menghormati kaum muslimin yang sedang menjalankan ibadah puasa dan juga sebagai implementasi Qanun (Peraturan Daerah) Nomor 11 tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam.

Seruan bersama ini ditandatangani oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan sejumlah unsur pimpinan daerah lainnya seperti kapolda Aceh, panglima Kodam Iskandar Muda, ketua DPR Aceh, ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, serta Pengadilan Tinggi Aceh.

Selain kepada pemilik usaha hiburan dan biliar, seruan ini juga mengintruksikan kepada pengusaha hotel dan pemilik kafetaria untuk tidak membuka tempat karaoke dan hiburan sejenisnya selama bulan Ramadhan. Sedangkan untuk pengusaha salon, diminta untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Ramadhan dengan tetap menjaga ketentuan sebagaimana tercantum dalam surat izin usaha salon.

Sementara untuk pemilik rumah makan, kedai makanan dan minuman serta warung kopi, baru boleh membuka usahanya pada pukul 16.00 WIB dan diminta untuk menutup tempat usaha pada waktu shalat isya dan tarawih.

Di bagian lain, menjelang Ramadhan, petugas polisi syariat pun terus menggelar razia antimaksiat. Sejumlah lokasi yang diduga sering dijadikan sebagai lokasi mesum dirazia.

Kepala Seksi Penegakan Syariat Islam, Dinas Satpol PP-WH Provinsi Aceh, Syamsuddin, mengatakan razia terus dilakukan untuk memelihara kemuliaan bulan Ramadhan. "Setiap hari kita juga akan melakukan patroli untuk membersihkan lingkungan dari perbuatan-perbuatan maksiat khususnya di kota Banda Aceh," kata Syamsuddin, Sabtu (21/7/2012).

Hari pertama puasa Ramadhan, suasana Kota banda Aceh terlihat sepi. Aktivitas sebagian warga baru terlihat menjelang sore hari, seperti beberapa pedagang musiman yang mulai menggelar lapak untuk menjual penganan berbuka puasa.