SURABAYA, KOMPAS.com - Penyebab ''carok'' ternyata tidak hanya karena masalah harga diri. Di Surabaya, Dahri (23) terpaksa mengeluarkan celurit karena berebut penumpang. Alhasil, sopir lyn (angkutan kota) jurusan Bratang-Wonosari ini harus mendekam di penjara, karena melukai tubuh rekan seprofesinya.
Kusnan (41), warga Bulak Banteng Wetan Surabaya langsung dilarikan ke RSU dr Soetomo Surabaya, setelah tangan kanannya sepanjang 20 cm sampai ke punggung terluka serius akibat sabetan celurit Dahri, Senin kemarin, di Jalan Bulak Banteng Surabaya.
Menurut Kepala Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Anom Wibowo, sebelum pembacokan terjadi, keduanya sempat perang mulut karena berebut penumpang. ''Karena pelaku emosi akibat kata-kata korban yang terlalu kasar, akhirnya pelaku pulang untuk mengambil celurit,'' kata Anom, Selasa (24/7/2012).
Aksi pelaku warga Jalan Bulak Banteng Surabaya saat itu, kata Anom, juga didukung emosi karena dalam sehari, belum juga menutup target pendapatan sebesar sebesar Rp 75.000. ''Ini memang tragis, di tengah semakin banyaknya kendaraan R2 dan semakin penuhnya trayek angkutan kota, pengusaha lyn masih menarget nilai tinggi bagi sopir lyn,'' tambah Anom.
Pelaku yang memiliki anak yang masih berusia 1 tahun ini ditangkap berkat bantuan tokoh masyarakat di kawasan Bulak Banteng yang mulai sadar hukum dan menjadi polisi di lingkungannya sendiri. Dahri sendiri terancam tidak dapat berpuasa dan merayakan lebaran di tengah keluarga, karena dia terancam pasal penganiayaan berat, dengan maksimal hukuman di atas 10 tahun penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.