Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kronologi Penyelamatan oleh Serda Nicolas Sandi

Kompas.com - 25/07/2012, 16:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sersan Dua Nicolas Sandi Harewan (24), anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang menyelamatkan Is (31), korban kasus pencurian dan kekerasan serta percobaan pemerkosaan yang dilakukan di dalam Mikrolet C01 jurusan Senen-Ciledug pada Senin (23/7/2012) malam, menceritakan kronologi penyelamatan yang dilakukannya.

"Pada malam itu, saya bersama tunangan sedang mencari tiket untuk pulang ke Papua. Saya sedang mengambil cuti saat ini. Kemudian tepatnya sekitar pukul 22.45, saat saya sedang mengendarai sepeda motor, ada angkot yang melewati saya dengan kecepatan tinggi, kemudian dari dalam ada suara teriakan wanita minta tolong," ujarnya bercerita, saat ditemui Kompas.com, di Kantor Penerangan Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (25/7/2012).

Nicolas mengatakan, dengan refleks dia kemudian mengejar angkot tersebut karena instingnya merasa telah terjadi pelanggaran tindak kriminal saat itu. Kondisi di dalam angkot dikatakannya dalam keadaan gelap karena lampu bagian dalam dimatikan. Ia sempat melihat lima pelaku, dua di depan, dan tiga orang di belakang.

"Saya ikuti angkot itu, kira-kira jarak tiga meter, saya lihat nomor polisinya saya hafalkan," ujarnya.

Sampai di depan Makostrad di Gambir, Jakarta Pusat, katanya, angkot tersebut masuk jalur busway, dan sempat terhenti karena ada sebuah taksi di depannya. "Ada taksi yang menghalangi angkot itu. Angkot berhenti saya dekati. Saya lempar pake helm, hanya tidak kena," kata Nicolas.

Kembalilah terjadi aksi pengejaran. Tepat di depan Gedung Mahkamah Agung, di Jalan Merdeka Utara, korban telah dilempar oleh para pelaku di pinggir jalan.

"Waktu itu korban sudah di pinggir jalan, dalam keadaan terduduk, lagi nangis. Dalam keadaan shock berat, kerah bajunya sudah ke samping, tasnya juga sudah dalam keadaan acak. Saya coba tenangkan. Saya bilang 'Mbak tidak usah takut, Mbak sudah aman sekarang'," ungkap penembak runduk (sniper) Satuan 81 Antiteror Kopassus itu.

Pelaku saat itu sudah keburu kabur, Nicolas bersama tunangannya mengutamakan menyelamatkan korban. Saat itu, Nicolas kemudian menyetop taksi dan meminta tunangannya menemani korban. "Saya sama tunangan bawa korban ke Polsubsektor Gambir. Di sana saya diminta ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk jadi saksi, saya dimintai keterangan dari jam 12 sampai jam 3 (Selasa dini hari)" tuturnya.

Ketika ditanya, perasaannya menyelamatkan korban, dia mengatakan hanya mengikuti instingnya. "Semua orang bisa jadi penolong. Saya sebagai anggota Kopassus sudah menjadi tugas. Kalau perasaan saya, biasa-biasa saja," katanya.

Seperti diberitakan Kompas.com, seorang karyawati berinisial Is (31), warga Johar Baru, Jakarta Pusat, selamat dari upaya pemerkosaan di dalam angkutan kota (angkot). Dari lima pelaku, baru satu pelaku atas nama Ari Anggara telah diamankan. Sementara itu, empat pelaku lainnya saat ini masih menjadi buron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com