Penggunaan Pengeras Suara Diimbau Tidak Berlebihan

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Para pengurus masjid dan mereka yang menjalankan ibadah puasa di Kalimantan Tengah, diminta tidak mengganggu pemeluk agama lain selama Ramadhan. Ketenangan suasana diharapkan dapat dijaga, dengan tidak menggunakan pengeras suara saat mengaji atau memanjatkan doa.

"Selama bulan puasa, masyarakat yang bertadarus diminta tak menggunakan pengeras suara masjid," kata Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran di Palangkaraya, Kalteng, Rabu (25/7/2012).

Pengeras suara sebaiknya digunakan hanya saat azan, maksimal selama shalat tarawih berlangsung.

Jika tarawih hendak dilanjutkan dengan tadarus, mereka bisa melakukannya, bahkan hingga dini hari. Namun, setelah pukul 21.00, pengeras suara diimbau tak digunakan lagi.

"Kalau tidak, kasihan mengganggu tetangga kita yang Hindu, Budha, dan Kristen. Mereka juga perlu beristirahat," kata Achmad Diran.

Menurut Diran, permintaan agar pengeras suara tidak digunakan secara berlebihan, juga sudah dikemukakan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palangkaraya. "Sikap MUI Palangkaraya itu bagus," katanya.

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalteng, Djawahir Tantowi, menyatakan sependapat untuk tidak menggunakan pengeras suara di tempat-tempat ibadah Muslim secara berlebihan. Jumlah masjid, mushala, dan langgar di Kalteng, sekitar 9.000 buah.