Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Warga Jakarta Tak Akan Terbawa Isu SARA

Kompas.com - 30/07/2012, 11:44 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menilai warga DKI Jakarta memiliki tingkat rasionalitas yang paling tinggi dibanding daerah lain. Dengan demikian, Pramono meyakini warga ibu kota tak akan terpengaruh dengan kampanye yang berbau suku, agama, ras, dan golongan (SARA) dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Bukan saya merendahkan (masyarakat) yang lain. Tapi di Jakarta informasi itu lebih cepat dibanding daerah lain. Dengan demikian, kalaupun ada yang terpengaruh dengan saran-saran (SARA) seperti itu, kecil sekali," kata Pramono di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/7/2012).

Hal itu dikatakan Pramono ketika dimintai tanggapan pernyataan Raja Dangdut Rhoma Irama bahwa kampanye dengan mengusung isu SARA dibenarkan. Rhoma yang merupakan juru kampanye pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli juga menghimbau para jamaah untuk memilih pemimpin yang seiman.

Perolehan suara pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi masih kalah dibanding suara pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama di putaran pertama. Keduanya akan kembali bertarung di putaran kedua September 2012 .

"Saya meyakini pemilih memiliki preferensi masing- masing siapa yang akan dipilih. Apalagi untuk gubernur yang notabene mempunyai kedekatan pilihan secara langsung oleh warganya," kata Pramono.

Pramono mengatakan, semua pihak harus sepakat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Untuk itu, politisi PDI Perjuangan itu meminta agar jangan ada pembenturan antara warga dengan membawa isu SARA.

"Bahwa seseorang dalam agama yang sama kemudian menganjurkan pengikutnya memilih (pasangan tertentu), yah itu boleh-boleh saja. Tapi jangan mengkafirkan atau menyalahkan yang lain. Dalam demokrasi itu yang dilihat bukan agama, tapi yang dilihat orang," kata Pramono.

Selain itu, Pramono juga berharap Pilkada DKI ini tidak masuk pada wilayah yang sensitif bagi bangsa kita. "Karena di daerah lain juga bisa terjadi hal sama yang mungkin mayoritasnya bukan Islam. Kalau itu terjadi yang dirugikan kita yang selama ini oleh founding fathers dijaga dalam pembukaan UUD 1945 sebagai bangsa yang bhineka, majemuk."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com