Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rampungkan Kasus Rhoma, Panwaslu Siapkan Dua Upaya

Kompas.com - 02/08/2012, 15:48 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta menyiapkan dua upaya untuk menyelesaikan kasus Rhoma Irama dengan ceramahnya yang bermuatan menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat konsultasi dengan polisi, jaksa, dan Komisi Penyiaran Independen Daerah (KPID). Dari rapat tersebut, ada dua upaya yang akan dilakukan untuk merampungkan masalah ini.

"Pertama, ada upaya pencegahan, apakah ini harus kita mediasikan antara-terlapor, pasangan calon tim kampanyenya, dan FKUB yang sudah dari awal akan menyikapi apabila ada potensi SARA yang muncul seperti hari ini," kata Ramdansyah, seusai rapat tertutup dengan polisi dan jaksa di Kantor Panwaslu DKI Jakarta, Jalan Suryopranoto, Jakarta, Kamis (2/8/2012).

Adapun pada upaya kedua, jika mediasi tidak berjalan baik, maka akan diambil langkah pada upaya kuratif tindak pidana pilkada. Bukti dan saksi yang ada akan dikumpulkan dan kemudian dilihat sesuai dengan kriteria pelanggaran atau tidak.

"Untuk ini, kami harus rekonstruksi terlebih dahulu dan mengkaji bukti serta meminta keterangan saksi," kata Ramdansyah.

Ia juga akan mengumpulkan petunjuk yang diperlukan sehingga dapat ditentukan apakah pelanggaran ini lebih mengarah pada tindak pidana pilkada atau tindak pidana umum.

"Petunjuk ini perlu didapat untuk memutuskan langkah selanjutnya," kata Ramdansyah.

Seperti diketahui, Panwaslu DKI Jakarta sudah mengantongi video rekaman ceramah Rhoma Irama yang bermuatan SARA dan cenderung menjatuhkan pasangan Jokowi-Ahok, yang pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan bertarung kembali melawan pasangan Foke-Nara. Dalam ceramahnya, Rhoma Irama memang sempat mengajak jemaah yang tengah beribadah Tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta, untuk memilih pemimpin yang seagama. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa Jokowi hanya batu loncatan saja agar Ahok dapat memimpin Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com