JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta Ramdansyah mengatakan masih akan mengkaji video sindiran Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo kepada pesaingnya, Joko Widodo.
Ramdansyah menyampaikan hal itu sehubungan dengan protes warga yang tergabung dalam Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) di Kantor Panwaslu, Jumat (10/8/2012). Menurut Ramdansyah, aksi protes itu hanya sebagai gerakan desakan kepada Panwaslu untuk menindaklanjuti permasalahan video tersebut.
"Aksi Pospera tersebut hanya menyampaikan aspirasi soal video tersebut. Dalam hal ini, Panwaslu akan mengambil sikap yang diduga melakukan pelanggaran Pilkada," kata Ramdansyah di Gedung Prasada Sasana Karya, Jakarta, Jumat.
Menurutnya, sampai saat ini video tersebut masih akan ditindaklanjuti karena masih belum ada laporan resmi. Ia menyatakan bahwa Panwaslu akan menerima setiap laporan resmi dan menindaklanjutinya dengan melengkapi bukti-bukti untuk menentukan apakah masalah itu bisa ditindaklanjuti atau tidak. Ramdansyah mengatakan laporan itu baru dinyatakan resmi apabila ada warga yang langsung melapor ke Panwaslu. "Ada warga yang melihat langsung kejadian tersebut, melapor, dan pelaporannya diterima," ujarnya.
Ia menuturkan, aksi protes yang dilakukan oleh Pospera bukan merupakan sebuah laporan. Hal itu dikarenakan protes warga tidak membawa korban sebagai barang bukti dan pelapor juga bukan yang menyaksikan langsung pernyataan Fauzi Bowo di lokasi kebakaran Karet Tengsin, Jakarta Pusat.
Video berisi percakapan warga dengan Fauzi itu terekam saat Fauzi mengunjungi korban kebakaran di Karet Tengsin beberapa hari lalu. Video tersebut diambil oleh salah satu kameramen stasiun televisi swasta dan diunggah ke situs YouTube. Di dalam video berjudul "Kunjungi Warga Karet Tengsin (musibah kebakaran, Foke justru berkampanye" itu, Fauzi bertanya kepada warga perihal pilihan warga dalam Pilkada DKI putaran kedua. "Sekarang lo nyolok siapa? Kalo nyolok Jokowi, mending mah bangun di Solo aja," kata Foke.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.