Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foke: Jakarta Bukan Kota Tertutup Bagi Pendatang

Kompas.com - 13/08/2012, 12:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan, pihaknya akan selalu mengantisipasi arus para pendatang baru yang datang ke Jakarta seusai Hari Raya Idul Fitri. Arus pendatang ini sudah menjadi tradisi yang terjadi, khususnya di DKI Jakarta sebagai Ibu Kota dan pusat pemerintahan.

"Antisipasi dan upaya yang dilakukan untuk menekan pendatang, adalah pendekatan melalui pemerintah setempat yang berjalan selama beberapa bulan. Sudah dilakukan pendekatan dan mereka sudah tersosialisasi dengan aturan," kata pria yang akrab disapa Foke, seusai Apel Siaga Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri 1433 H, di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin, (13/8/2012).

Ia juga kembali menyatakan bahwa kota Jakarta bukan merupakan kota tertutup. "Kalau bagi mereka yang memenuhi persyaratan administrasi kependudukan, saya kira tidak ada masalah. Namun, kalau tidak memenuhi aturan kualifikasi tersebut dan pada akhirnya menjadi beban bagi Jakarta, saya kira ini harus disosialisasikan dengan baik," kata Foke.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta, Purba Hutapea, saat ditemui Kompas.com dalam kesempatan berbeda, mengatakan, pihaknya akan melaksanakan sosialisasi berbagai kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, monitoring pendataan penduduk yang mudik dan kembali ke Jakarta dan Operasi Yustisi Kependudukan sebagai upaya uji kepatuhan dalam rangka mengendalikan mobilitas penduduk DKI Jakarta.

Dukcapil DKI Jakarta memprediksi jumlah pendatang baru dari berbagai daerah ke DKI Jakarta di tahun 2012 akan menurun dari jumlah tahun lalu. "Diprediksikan, pada tahun 2012, jumlah pendatang baru ke Jakarta akan mencapai 36.847 orang," kata Purba.

Angka ini menurun sebanyak 37,77 persen atau 22.368 orang dari jumlah pendatang baru tahun 2011 yang mencapai 51.875 orang. Selain itu, setiap menjelang Lebaran, Dukcapil DKI melakukan sosialisasi melalui spanduk, leaflet, dan seruan gubernur. Semuanya dipasang di stasiun, terminal, pelabuhan dan bandara tempat keberangkatan para pemudik.

Beberapa spanduk yang terpasang berisik kalimat 'Hari Gini Ngadu Nasib ke Jakarta? Mendingan Bangun Desa Tercinta', 'Boleh Datang ke Jakartan tapi... Ikuti Aturan Administrasi Kependudukan' dan 'Terima kasih untuk Tidak Mengajak Pendatang Baru ke Jakarta'.

Untuk Leaflet yang tersebar adalah penggambaran sisi getir kehidupan di Jakarta bagi kaum urban yang tidak memiliki keterampilan dan keahlian, dan dampak kepadatan bagi penduduk kota Jakarta yang padat dan macet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com