Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Ajak PSK Alih Profesi

Kompas.com - 13/08/2012, 13:26 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur akan terus mengentaskan pekerja seks komersial (PSK) untuk tidak lagi bekerja di lima lokalisasi. Secara bertahap, PSK diberi pelatihan keterampilan sesuai dengan minat serta dimodali untuk membuka usaha baru.

Wali Kota Surabaya Tri Rismahari mengungkapkan hal itu pada penutupan Kilau Ramadhan Kompas yang digelar sejak Sabtu (11/8/2012) hingga Minggu (12/8/2012). Acara Kilau Ramadhan yang digelar di Balai Kota Surabaya itu diakhir dengan penampilan budayawan Emha Ainu Najib atau Cak Nun bersama Novia Kolopaking dan diiringi musik Kiai Kanjeng.

Ribuan pengunjung Kilau Ramadhan 2012 bertahan hingga benra-benar berakhir pada Senin (13/8/2012) dini hari. Pada kesempatan itu, Risma mengatakan, dalam tiga tahun ke depan, lima lokalisasi di Surabaya, yakni Bangunsari, Jarak, Dolly, Morosenang, Tambaksari (Kremil), dan Semimi, sudah ditutup. "Pengentasan PSK dari lokalisasi tidak bisa secara paksa, tapi bertahan melalui pendekatan yang intensif serta diberi pelatihan dan dimodali. Dengan bermodal keterampilan, mereka bisa meneruskan kehidupan tanpa harus menjadi PSK atau mucikari," katanya.

Jika PSK dipaksa meninggalkan lokalisasi tanpa diberi bekal keterampilan untuk mengembangkan usaha sesuai dengan minat, hal itu justru bisa menimbulkan persoalan baru di tempat lain. Pemkot Surabaya, dalam hal ini Satpol Pamong Praja (PP), malah kewalahan menertibkan karena PSK justru berkeliaran di jalan-jalan protokol.

Petugas dari instansi terkait pun akan terus mengawasi PSK di lima lokalisasi dan diupayakan tidak ada lagi PSK baru yang masuk ke kawasan prostitusi. "Pendataan terus dilakukan secara rutin, termasuk berbicara dengan mucikari agar memiliki pekerjaan atau usaha lain setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemkot Surabaya," kata Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com