Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Lebih Mahal, Bus Bantuan Tidak Diminati

Kompas.com - 21/08/2012, 13:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus bantuan yang disiapkan pengelola Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, tidak diminati penumpang. Mereka memilih bertahan di terminal lebih lama untuk menunggu bus reguler yang biasa mereka tumpangi.

Alasan dari penumpang, jika menaiki bus bantuan, biasanya dikenakan biaya tambahan. Di samping itu tarifnya juga lebih mahal.

”Saya kapok naik bus bantuan. Tahun lalu saya naik bus bantuan malah dimintai uang dua kali. Pertama waktu bus mau jalan dan yang kedua ketika di dalam tol,” kata Hamim, salah seorang calon penumpang ke Tasikmalaya, Jawa Barat. Hamim rela menunggu bus reguler sampai hampir delapan jam.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, harga tiket paling rendah bus bantuan jurusan Tasikmalaya Rp 100.000. Sebagai perbandingan, harga tiket ke jurusan yang sama kelas eksekutif Rp 60.000.

Komandan Regu Posko Angkutan Lebaran Budi Prayitno mengakui, harga tiket bus bantuan memang lebih mahal daripada bus reguler. Namun, pengelola terminal tidak bisa berbuat banyak terhadap hal itu. Bus reguler yang masuk terminal minim karena sebagian besar bus terjebak macet.

”Perputaran bus tidak seimbang,” katanya.

Pengurus Perusahaan Otobus Budiman di Terminal Kampung Rambutan, Adi, menuturkan, hingga siang hari bus tujuan Tasikmalaya yang masuk Kampung Rambutan baru enam unit. Padahal, pada kondisi normal, biasanya bus yang masuk terminal sudah mencapai 20 unit.

Keengganan penumpang memakai bus bantuan dengan alasan yang sama juga terjadi di Terminal Bekasi.

Di Pulogadung, meski sudah tidak setinggi arus puncak pada tiga hari menjelang Lebaran, arus mudik di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Senin kemarin masih terjadi.

”Kebanyakan pemudik hari kedua ini merupakan pemudik jarak dekat, seperti ke Cirebon (Jawa Barat) dan Tegal (Jawa Tengah),” kata petugas Terminal Pulogadung, Norman.

Minta maaf

Di tempat terpisah, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo meminta maaf kepada masyarakat atas pelayanan yang belum maksimal oleh polisi.

”Macet bisa terjadi karena volume (kendaraan) luar biasa,” kata Timur.

Menurut Timur, kekurangan yang ada dan masukan dari masyarakat dapat menjadi bahan evaluasi Polri. Pihaknya juga sudah mengantisipasi kepadatan pada arus balik.

Dari pantauan Kompas, di jalur pantura sekitar Cikampek, kondisi lalu lintas masih ramai lancar. Tidak ada antrean panjang di depan gerbang Tol Cikampek. Puncak arus balik diprediksi pada Kamis atau Jumat. (ADH/ENG/EKI/FER/CHE)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com