Jayapura, Kompas -
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Johannes Nugroho Wicaksono menuturkan, Yohan ditembak sekitar pukul 10.30 di ujung timur lapangan terbang Enarotali. Yohan, anggota Polres Paniai, saat itu sedang mencuci mobil bersama rekan sesama anggota Polri, Brigadir Satu Gustaf Wartanoi.
Saat Gustaf pergi membeli makanan, Yohan didatangi orang tak dikenal dan ditembak. Tembakan itu menembus dada kiri korban sehingga menewaskannya. Pelaku diduga memakai pistol sebab di lokasi kejadian ditemukan proyektil revolver.
Menurut Kepala Polres Paniai Ajun Komisaris Besar Anton Diantje, pelaku kabur dengan membawa senjata laras panjang milik korban. Polisi memburu pelaku.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, di Jakarta, Selasa, menuturkan, motif penembakan di Paniai itu masih dalam penyelidikan. ”Saya menginstruksikan agar dilakukan pengejaran terhadap pelakunya,” katanya.
Pemimpin Organisasi Papua Merdeka wilayah Paniai, John Yogi, mengakui penembakan itu dilakukan kelompoknya. Senjata laras panjang milik korban juga dibawa pelaku.
Menurut sejumlah warga, pasca-penembakan itu, kota Enarotali menjadi lengang. ”Polisi meminta warga untuk tinggal di rumah. Mereka mengumumkan melalui kendaraan yang berkeliling di kota,” kata Okto Pekei, warga Enarotali.
Hingga petang hari, kota tetap lengang. ”Beberapa kali terdengar tembakan,” kata Anto Degei, warga lainnya.
Minggu malam lalu, pekerja konstruksi jalan, Marsel dan Henock, juga tewas ditembak orang tak dikenal di Kampung Watiyai, Tigi Timur, Kabupaten Deiyai, Papua. Pelaku penyerangan diduga empat orang. Penyerangan itu menyebabkan dua karyawan lainnya luka-luka.