Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 11 Daerah Rawan Kecelakaan!

Kompas.com - 23/08/2012, 10:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi harus lebih berhati-hati dan menjaga kondisi fisik serta kedisiplinan berkendara dalam perjalanan arus balik. Potensi kecelakaan saat arus balik lebih besar karena volume kendaraan yang tinggi dan arus lalu lintas yang semakin padat.

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri setidaknya sudah memetakan 11 daerah rawan kecelakaan, di antaranya di Kabupaten Cirebon, Slawi, dan Kabupaten Sidoarjo. Daerah rawan di jalur selatan adalah Kabupaten Garut, Banyumas, dan Kabupaten Jember.

Selain itu, daerah rawan terpantau di jalur tengah di Kabupaten Majalengka, Boyolali, dan Kabupaten Jombang. Adapun di jalur alternatif, daerah rawan kecelakaan terpantau di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Jember.

”Jumlah kecelakaan di daerah itu tertinggi di zonanya masing-masing,” kata Kepala Posko Operasi Ketupat Lebaran 2012 Korlantas Polri Komisaris Besar Kilat Purwoyudho di Jakarta, Rabu (22/8/2012).

Kilat mengatakan, ada berbagai macam pemicu kecelakaan di daerah itu. Di daerah utara, penyebab utamanya adalah pengemudi mengantuk akibat jalan yang cenderung panjang, lurus, dan lebar. Hal ini membuat pengemudi lengah sehingga memicu kecelakaan lalu lintas.

Hingga H+1, kecelakaan di jalur utara mencapai 554 kasus dengan 83 orang meninggal dunia di sepanjang Pulau Jawa.

Di jalur selatan, jalur tengah, dan jalur alternatif, risikonya kurang lebih serupa. Di jalur ini jalan berkelok-kelok dan lebih sempit. Rambu lalu lintas dan penerangan jalan pada malam hari pun sangat minim. Akibatnya, bila pengguna jalan tidak berhati-hati, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Di ketiga jalur ini, hingga H+1, tercatat 1.364 kasus kecelakaan dan mengakibatkan 172 orang meninggal dunia.

”Dengan kondisi kendaraan yang tidak sehat dan kemungkinan kendaraan melebihi muatan, risiko kecelakaan yang lebih besar ketimbang mudik bisa terjadi,” katanya.

Arus balik Lebaran lebih rawan kecelakaan, khususnya bagi pengguna sepeda motor. Penyebabnya pemudik yang kelelahan, arus lalu lintas yang semakin padat, dan kondisi kendaraan yang tidak sehat.

”Akan tetapi, faktor disiplin berkendaraan, minimnya rambu lalu lintas, hingga medan jalan yang belum terlalu dikenal pemudik juga bisa memicu kecelakaan,” kata Kilat Purwoyudho.

Kilat memperkirakan, kelelahan yang dialami pemudik bisa dua kali lebih berat dibandingkan dengan saat mudik. Setelah menempuh jarak jauh saat mudik, mereka menggunakan tenaganya untuk merayakan Lebaran di kampung halaman. Oleh karena itu, saat hendak melakukan perjalanan pulang, biasanya tubuh dalam kondisi tidak segar.

Selain itu, arus lalu lintas juga diperkirakan jauh lebih padat ketimbang saat mudik. Ada banyak pemudik yang pulang lewat mudik bareng bersama sepeda motornya tidak akan menggunakan moda yang sama saat balik. Kemungkinan besar, ada di antara mereka yang pulang membawa sendiri sepeda motornya.

Di Padang, Sumatera Barat, satu keluarga terdiri atas enam orang yang menumpang minibus Mitsubishi Kuda bernomor polisi BA 2260 JO, Rabu (22/8/2012), tertabrak kereta api wisata Lebaran jurusan Pariaman-Padang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di pintu perlintasan kereta api yang berada persis di muka gerbang Pangkalan Udara TNI AU Padang di kawasan Tabing, Kota Padang, Sumbar, itu.

Namun, sejumlah korban mengalami luka berat setelah mobil yang mereka tumpangi terseret dan ringsek. Keenam korban tersebut ialah M Ibram (19), Rika (26), Vino Azakra (21), Reno Saputra (26), Irvan (7), dan Willy (17).

Para korban masih dirawat di RSUP Dr M Djamil, Kota Padang. ”Korban dengan kondisi paling parah ialah Rika setelah mengalami patah tulang dan luka di bagian kepala,” kata petugas Instalasi Humas dan Pengaduan Masyarakat RSUP Dr M Djamil, Mardiswan.

Data kecelakaan

Sampai Rabu, jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas pada masa Lebaran sudah mencapai 638 orang. Korban luka berat mencapai 994 orang dan luka ringan 3.444 orang. Adapun total kerugian materi dari semua kecelakaan ini Rp 7,4 miliar.

Puncak arus balik di jalur pantura dan jalur selatan Jawa di perkirakan terjadi pada Sabtu (25/8/2012). (CHE/INK/ADH)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com