Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Gelap Diancam Operasi Yustisi

Kompas.com - 25/08/2012, 20:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut arus mudik Lebaran 2012, DKI Jakarta dipastikan kebanjiran pendatang baru dari berbagai daerah. Pihak Pemerintah Provinsi DKI pun melakukan sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi makin sumpeknya ibukota. Salah satunya dengan melakukan operasi yustisi atau identitas.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Purba Hutapea menegaskan, operasi tersebut akan dilakukan jika pendatang baru tidak sadar untuk melapor ke pihak RT atau RW setempat. Namun, jika para pendatang tersebut melapor ke pejabat lingkungan, operasi tersebut tidak perlu dilakukan.

"Jadi ada evaluasi dulu.Tetapi kalau ternyata banyak ada laporan dari RT atau RW pendatang baru yang tidak mengindahkan peraturan, ya terpaksa operasi yustisi dilakukan," ujar Purba saat ditemui di Terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Sabtu (25/8/2012) siang.

Meski demikian, pihaknya memperkirakan jumlah pendatang baru di Jakarta mengalami penurunan sebesar 10 persen dibandingkan tahun lalu. Lebih spesifik, ia menyebut angka maksimal berjumlah 48 ribu orang pada arus balik kali ini, meski angka tersebut masih belum dapat dipastikan karena masih H+5.

"Kebanyakan kota pemasok datang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Kalau dari luar Jawa jumlahnya tidak sebesar Jawa," lanjutnya.

Menurut Purba, operasi yustisi merupakan langkah terakhir untuk mencegah penduduk gelap datang ke ibukota. Yang dianggap paling mendasar adalah pembangunan yang tersebar merata dan menciptakan lapangan pekerjaan di daerah. "Operasi yusitisi tidak jalan sendirian. Operasi yustisi hanya pelengkap kebijakan tersebut," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com