Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Buruh Migran Terima Bingkisan

Kompas.com - 29/08/2012, 21:07 WIB
Doddy Wisnu Pribadi

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar memberikan bantuan kepada sebagian anak-anak buruh migran, setelah menutup sebuah diskusi membahas Strategi Kebudayaan Perlindungan Buruh Migran Indonesia.

Hingga kini anak-anak buruh migran, belum kunjung dimasukkan dalam strategi perlindungan buruh migran, padahal mereka merupakan salah satu korban pertama masalah perlindungan buruh migran.

"Meski tidak ada penelitiannya, ada banyak laporan kecenderungan masalah pada anak-anak migran dalam perkembangan psikologis dan pertumbuhannya serta prestasi belajarnya, karena ibunya yang meninggalkan anak-anaknya dalam waktu lama, lantaran mencari nafkah sebagai buruh migran," kata Aak Al Kudus, Koordinator LSM Peduli Buruh Migran di Lumajang, sebagai koordinator acara tanpa merinci besarnya santunan untuk anak-anak.

Muhaimin tampak tertawa lebar, saat mencoba berdialog dengan anak-anak usia sekolah dasar itu, dan menerima jawaban mereka yang spontan dan mengejutkan.

"Heh ... sekolahmu kelas berapa ?" tanya Muhaimin. "Kelas tiiiga," kata seorang anak, dengan nada sangat tegas seolah Menteri tidak cukup paham setelah si anak harus menjawab lagi karena Menteri mengulang pertanyaan, akibat situasi upacara yang agak heboh.

Suasana upacara membuat tanya jawab tidak berlangsung lancar. Spontan hadirin tertawa.

Selain memberikan bantuan pada anak-anak buruh migran, Menteri Muhaimin juga memberi bantuan pada orangtua Hasbullah dan Sumardiyono, keduanya buruh migran asal Lumajang yang meninggal dunia tertembak mati oleh Polisi Diraja Malaysia, Juni 2012. Muhaimin memberikan bantuan dengan memberikan langsung kepada orangtua kedua korban yang tidak diumumkan oleh panitia, nama keduanya.

Muhaimin berusaha mengajak berdialog orangtua Hasbullah, dan meminta ada pesan apa untuk dirinya (Menteri). Si orang tua yang berusia antara 60 70-an, hanya terpaku, yang membuat Muhaimin memutuskan tak lagi bertanya, lalu menyalaminya.

Hasbullah dan Sumardiyono tewas dalam operasi Polisi Diraja Malaysia mencari buruh migran ilegal. Hasbullah punya dokumen imigrasi, hanya saja alamatnya Lombok, bukan Malang, sedang Sumardiyono tercatat sebagai buruh migran ilegal.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com