Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Teror di Solo, Jokowi Tambah Pusing

Kompas.com - 02/09/2012, 14:51 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Solo Joko Widodo mengakui bahwa teror yang menghantui Solo belakangan ini menganganggu proses pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012. Joko Widodo yang biasa disapa dengan Jokowi itu tengah bersaing memperebutkan kursi DKI 1 melawan calon gubernur patahanan, Fauzi Bowo.

"Ya tambah pusing, dibolak-balik, bolak-balik, tambah kurus. Tapi ya bagaimana lagi?" kata Jokowi saat ditanya apakah teror di Solo menganggu dirinya, Minggu (2/9/2012).

Karena ada teror yang terjadi berturut-turut di Solo, Jokowi harus meninjau daerah asalnya itu di tengah-tengah persiapannya menghadapi Pemilukada DKI putaran kedua. Pada 20 September nanti, akan berlangsung pemungutan suara pemilukada putaran kedua.

"Harusnya saya di Jakarta ini bisa sehari penuh sampai tanggal 18, tapi karena ada kegiatan itu (terkait teror Solo), ya jadi nggak bisa penuh," ujar Jokowi.

Saat ditanya dugaannya mengenai kaitan teror bom ini dengan kegiatan pencaloannya sebagai gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengaku enggan berprasangka buruk.

"Nggak ngerti lah saya. Saya nggak mau berprasangka, nggak mau pikir negatif, yang penting ada persoalan segera diselesaikan. Ini mudah-mudahan cepet selesai," kata calon gubernur yang diusung PDI-Perjuangan itu.

Selebihnya, Jokowi menyerahkan soal isu keamanan di Solo itu kepada aparat Kepolisian yang berwajib.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi teror mewarnai Solo dalam beberapa hari belakangan ini. Jumat (31/8/2012) malam, Datasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88) menggrebek dan menangkap terduga teroris di Jalan Veteran, Solo. Dua orang terduga teroris tewas di tempat sementara seorang anggota Densus 88 turut gugur dalam peristiwa tersebut. Penyergapan terduga teroris ini diduga kuat terkait dengan aksi teror yang terjadi di Solo beberapa hari belakangan.

Sebelumnya juga terjadi penembakan di Pos Polisi Singosaren, Solo, pada Kamis (30/8/2012) malam. Seorang anggota Polsek Singosaren bernama Bripka Dwi Data Subekti meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada.

Aksi teror serupa terjadi di dua pos pengamanan (pospam) Lebaran di Solo. Penembakan dan pelemparan granat oleh orang tak dikenal dilakukan secara berturut-turut. Pertama di Pospam Simpang Gemblengan, Jumat (17/8/2012). Hal yang sama kembali terulang di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Pada kejadian tersebut, dua polisi terluka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com