Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedua Terduga Teroris Nunggak Biaya Pesantren

Kompas.com - 03/09/2012, 13:13 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SUKOHARJO, KOMPAS.com -- Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengakui apabila Farhan Mujahid dan Muchsin Tsani adalah alumni Pondok pesantren yang pernah dibesarkan oleh ustad Abu Bakar Baasyir. Namun, kedua terduga teroris tersebut yang tewas ditangan Densus 88 saat penggrebekan di Jalan Veteran,Solo,Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012), mempunyai sejarah berbeda.

Direktur Ponpes Al-Mukmin Ngruki, Wahyuddin membeberkan catatan akademik kedua tersangka terduga teroris yang ada di pesantrennya. Farhan Mujahid adalah remaja kelahiran 14 November 1993, di Nunukan, Kalimantan dengan ayah bernama Muh Aris. Saat masuk ke Ponpes Al-Mukmin, Ngruki, Farhan menggunakan ijazah SD dari sebuah SD swasta di Pulai Sebatik, Kalimantan.

Farhan masuk ke Ponpes al-Mukmin, Ngruki tahun 2005 dan menempuh pendidikan menengah di Madrasah Tsanawiyah (MTs setingkat SMP) di Ngruki hingga 2008. Ekonomi keluarga Farhan mengalami kesulitan  setelah ayahnya bernama M Aris, meninggal, lalu dia dikabarkan menjadi anak tiri dari Abu Omar.

Permasalahan ekonomi yang mendera keluarga Farhan, mengakibatkan dia tidak bisa melunasi biaya adminitrasi di pondok. Wahyuddin mengatakan, tidak ada pengajuan untuk meminta keringanan dari keluarga Farhan, karena sebenarnya pondok memiliki fasilitas untuk jalur khusus bagi keluarga tidak mampu.

"Dulu, seharusnya dia masuk dengan jalur khusus untuk keluarga tidak mampu, sehingga akan diusahakan sebagai anak asuh," kata Wahyuddin.

Sementara itu, Muchsin Tsani tercatat sebagai anak seorang bernama Muslimin di Jalan Batu Ampar, Keramatjati, Jaktim. Dia lulusan SMPN 126 Jakarta lalu masuk Kuliyyatul Mu'alimin Al-Islamiyyah (KMA) (sekolah khusus agama setingkat SLTA) di Ngruki. Peraturan pondok, Muchsin diwajibkan mengikuti pendidikan takhassus (persiapan) selama setahun.

"Ijazah kedua orang tersebut, Farhan dan Muschin masih berada di pondok. Muchsin masih memiliki tanggungan administrasi hampir 12 juta. Dia juga belum mengikuti program dakwah selama setahun setelah lulus KMA. Oleh sebab itu, kedua siswa tersebut kami sebut sebagai jebolan, bukan lulusan," kata Wahyudin.

Sementara itu, tentang Bayu Setiono yang tertangkap hidup di Gondangrejo, Karanganyar,Jawa Tengah, Wahyuddin menegaskan Bayu bukan alumni a Al-Mukmin Ngruki. Wahyuddin mengaku tidak mengetahui orang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com