Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan Listrik Pelabuhan Tanjung Priok Akan Dibenahi

Kompas.com - 11/09/2012, 06:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok bersama PT Pelindo II dan pemangku kepentingan di Pelabuhan Tanjung Priok akan segera menggelar rapat koordinasi membahas pengamanan suplai dan jaringan listrik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Hal itu menyusul padamnya jaringan listrik di pelabuhan tersebut pada Jumat lalu, yang mengakibatkan truk kontainer pengangkut barang untuk ekspor dan impor di pelabuhan tersebut harus mengantre panjang.

Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simanjuntak, Senin (10/9/2012), mengatakan, padamnya listrik pada Jumat kemarin sangat menghambat aktivitas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok. Karena itu, semua komponen suplai dan jaringan listrik di pelabuhan itu akan dibenahi.

”Agenda utama kami dalam rapat itu adalah membenahi ketahanan suplai dan jaringan listrik di pelabuhan ini,” katanya.

Menurut Sahat, parahnya dampak dari terputusnya suplai listrik pada Jumat lalu karena genset yang digunakan sebagai pengganti penyuplai listrik saat listrik padam tak berfungsi secara optimal. Akibatnya, server pada jaringan komputer di Jakarta International Container Terminal (JICT) serta Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (BC) Tanjung Priok tak dapat dioperasikan beberapa jam.

”Untuk selanjutnya, kami akan memasang genset dengan kapasitas besar agar dapat menopang seluruh kebutuhan suplai listrik di JICT dan Bea Cukai saat listrik mati,” katanya.

Jaringan listrik di JICT padam, Jumat (7/9) pukul 01.30. Arus listrik itu padam akibat penggalian jalan di proyek jalan tol yang berada di luar area pelabuhan (Kompas, Sabtu 8/9/2012).

Hingga Senin, Menurut Kepala Humas PT Pelindo II Cabang Tanjung Priok Sofyan Gumelar, aktivitas bongkar-muat barang ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok sudah kembali normal. Bahkan, aktivitas itu sudah berangsur normal sejak Jumat siang kemarin.

Namun, karena pada Jumat itu server jaringan komputer di JICT dan di Kantor BC Tanjung Priok tak dapat berfungsi akibat listrik padam, proses bongkar-muat dan kepabeanan menjadi terhambat. Proses pencatatan kepabeanan akhirnya dilakukan secara manual sejak listrik padam pukul 01.30 dan baru menyala lagi pukul 04.30.

Setelah listrik menyala, butuh waktu untuk sinkronisasi pada sistem komputer di JICT, terutama pada sistem komputerisasi pencatatan kontainer di pintu gerbang masuk truk kontainer. Sementara pada saat itu, jaringan listrik di Kantor BC masih mengalami gangguan sehingga proses kepabeanan menjadi terhambat.

Kondisi itu, menurut Sofyan, yang mengakibatkan proses kepabeanan berjalan lambat sehingga menyebabkan kemacetan panjang truk-truk kontainer yang hendak masuk ke pelabuhan.

”Saat sistem kembali normal, truk kontainer sudah telanjur menumpuk,” ujarnya.

Kemacetan itu, lanjut Sofyan, juga diperparah dengan adanya kebiasaan pengiriman kontainer ke pelabuhan dilakukan pada waktu cenderung bersamaan mendekati waktu penutupan pemuatan barang ke kapal. Ini membuat arus masuk kontainer meningkat menjelang waktu penutupan.

Akibatnya, pada Jumat itu tak hanya terjadi antrean panjang truk kontainer yang mengular dari pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Cakung Cilincing dan Jalan Yos Sudarso. Namun, keberangkatan beberapa kapal pengangkut kontainer untuk ekspor juga menjadi terlambat.

Menurut Sofyan, dampak padamnya listrik di Pelabuhan Tanjung Priok tak akan parah kalau setiap pengusaha mau mengirimkan barangnya untuk ekspor sebelum jadwal penutupan pemuatan barang di kapal. Dengan demikian, pengiriman barang untuk ekspor juga tidak menumpuk hanya pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu, seperti yang selama ini terjadi.

”Kami memperkirakan kalau listrik itu mati pada hari Senin, itu tak akan mengakibatkan antrean truk yang panjang. Sebab, pada hari itu sedikit sekali yang mengirimkan barang untuk ekspor,” katanya.

Sofyan mengharapkan para pengusaha ekspedisi dapat mengirim barang ke pelabuhan sebelum mendekati waktu penutupan. Dengan demikian, kalau terjadi gangguan, tidak akan berdampak parah. (MDN/RWN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com