Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disaingi Sriwijaya, Ini Tanggapan Garuda

Kompas.com - 12/09/2012, 09:43 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Maskapai Sriwijaya Air akan membeli 20 pesawat mahal Embraer di tahun depan dari Brasil untuk masuk ke layanan full service flight. Garuda Indonesia yang sudah mapan di segmen itu mengaku siap bersaing dengan Sriwijaya Air.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Emirsyah Satar justru senang dengan persaingan tersebut sehingga maskapai-maskapai itu akan berlomba-lomba untuk memberikan layanan terbaik bagi calon penumpangnya. "Tidak masalah, itu malah bagus. Kita akan jadi kreatif dan inovatif untuk memberikan layanan kepada penumpang. Kita akan sambut baik persaingan sehat ini," kata Emir saat konferensi pers di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (11/9/2012).

Menurut Emir, potensi pasar yang belum digarap untuk penerbangan domestik ini sangat besar. Bila melihat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang, maka penduduk yang sudah pernah naik pesawat terbang baru sekitar 42 juta orang.

Di sisi lain, banyak daerah di Indonesia yang belum tersentuh oleh bandara-bandara yang layak sehingga maskapai juga belum berani untuk berinvestasi membuka rute di sana, meski peluang pasarnya besar.

"Pertumbuhan jumlah penumpang kita selalu double digit. Artinya, masyarakat juga ingin mendapat layanan prima dari maskapai penerbangan. Ini yang peluangnya masih besar," jelasnya.

Bila Sriwijaya Air akan membeli pesawat Boeing Embraer senilai lebih dari Rp 9 triliun, maka Garuda Indonesia juga tidak mau kalah. Tahun ini, maskapai pelat merah ini akan memboyong 1 pesawat Airbus 330 dan 5 pesawat CRJ 1000. Selain itu, juga akan membeli 1 pesawat Airbus 320 untuk Citilink.

Di tahun depan, Garuda Indonesia memborong 24 pesawat lagi dan 12 unit pesawat untuk Citilink. Di antaranya 4 pesawat Boeing 777 dan 2 pesawat Airbus 330.

"Untuk masalah keuangan, semua sedang diatur oleh Standard Chartered sebagai financial advisor kami. Apakah kami masih memungkinkan untuk memakai dana internal, pinjaman bank, penerbitan obligasi atau right issue? Semua masih dikaji," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com