Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Mogok Buruh, Polda Metro Kumpulkan Pengusaha

Kompas.com - 13/09/2012, 17:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat buruh diperkirakan akan melakukan gerakan massal usai perhelatan Pilkada DKI Jakarta. Mereka akan melakukan mogok akbar dan berdemontrasi untuk menuntut tiga butir tuntutan terkait hak buruh. Terkait hal itu, Kamis (13/9/2012) Polda Metro Jaya mengumpulkan seluruh pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Seluruh Indonesia (Apindo).

Dalam sambutannya, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Untung Suharsono Rajab, meminta agar pengusaha-pengusaha mengedepankan dialog dalam mengantisipasi mogok massal itu. Ia pun meminta agar pengusaha melibatkan kepolisian dalam setiap dialog tersebut. "Jangan sampai kami hanya dijadikan pemadam kebakaran. Setiap ada masalah urusannya ke polisi, maka dari itu kami minta kesadaran para pengusaha juga bahwa ini masalah lintas sektor. Istilahnya kalau polisi dilibatkan, bisa menjadi wasit kesepakatan antara buruh dan pengusaha," kata Untung.

Mantan Kapolda Jawa Timur ini menuturkan bahwa kepolisian tidak bisa menghentikan aksi mogok buruh. Pasalnya, hal itu merupakan hak buruh. Namun, jika aksi anarki terjadi seperti perusakan dan pemblokiran jalan, maka kepolisian akan langsung menindak.

Pengusaha, sebut Untung, juga harus bersikap jujur. "Perusahaan harus jujur, kalau sudah sepakat poin 1-3 harus ditaati. Kalau belum sepakat poin-poin lainnya, yah dikomunikasikan sebaik mungkin, kami akan dampingi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi menuturkan bahwa buruh akan melakukan aksi mogok massal dalam rentang waktu 25 September-15 Oktober 2012. "Kami sudah ketahui sikapnya akan mogok nasional setelah Pilkada. Saya sadar bahwa hak mogok adalah hak mereka. Tapi tentu kami imbau agar karyawan kami untuk berpikir baik-baik," ungkap Sofjan.

Selama ini, lanjut Sofjan, pengusaha selalu menjadi pihak yang disalahkan karena tidak memenuhi hak-hak buruh. Padahal, hak-hak buruh itu dinilai sudah tidak rasional lagi yang belum mampu dipenuhi perusahaan. Sofjan meminta agar kepolisian menjadi garda terdepan dalam mengawal aksi demo tersebut sehingga tidak menimbulkan kerusakan. Demo yang merusak justru akan mempengaruhi sikap para investor menanamkan modal di tanah air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com