Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kembali Geledah Rumah Terduga Teroris di Tambora

Kompas.com - 14/09/2012, 12:50 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian akan kembali menggeledah tempat tinggal terduga teroris Muhammad Thorik (32), di Jalan Teratai 7, RT 02 / RW 04, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (14/9/2012). Diduga, di dalam rumah tersebut masih terdapat benda-benda berbahaya seperti bahan peledak.

"Hari ini penyidik kita akan memeriksa rumahnya Thorik di Tambora itu. Ada barang-barang yang dinilai patut diwaspadai, kalau dibiarkan berbahaya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/9/2012).

Boy menjelaskan, kepolisian akan melakukan penggeledahan pada siang ini. Menurutnya, diduga masih ada benda-benda yang sebelumnya tak ditemukan di rumah itu.

"Barangnya seperti apa, saya belum bisa sebut satu per satu. Diduga ada di sudut-sudut yang tidak terlihat," terang Boy.

Rumah di Tambora itu merupakan rumah Iyot (60), Ibunda Thorik. Penemuan benda diduga bom rakitan ini bermula dari kecurigaan masyarakat sekitar yang melihat ada kepulan asap dari rumah Iyot. Awalnya, warga menyangka ada kebakaran. Warga sekitar lalu mendatangi rumah tersebut. Saat warga mendekat, Thorik justru kabur dengan masih mengenakan sarung ke arah Jembatan Lima. Tim kepolisian pun langsung menggeledah rumah tersebut pada 5 September 2012.

Thorik akhirnya menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat, Minggu (9/9/2012) sore. Setelah penyerahan dirinya, Thorik mengaku terlibat saat ledakan yang terjadi di Beji, Depok, Sabtu (8/9/2012) malam.

Ia juga menyatakan telah mempersiapkan dirinya sebagai eksekutor bom bunuh diri atau 'pengantin'. Bom bunuh diri tersebut direncanakan Thorik untuk diledakkan Senin (10/9/2012). Aksi teror tersebut direncanakan pada empat lokasi yaitu pertama, Markas Korps Brimob Polda Metro, Kwitang, Jakarta Pusat; kedua, Pos Polisi di Salemba, Jakarta Pusat; ketiga, Kantor Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Mabes Polri, Jakarta Selatan; dan menyerang komunitas Masyarakat Buddha terkait adanya penindasan kaum muslim Rohingya di Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com