Jokowi Tidak Ambil Gaji Selama Menjabat Wali Kota Solo

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur yang diusung oleh PDI-P dan Gerindra, Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan nama Jokowi, ternyata tidak pernah mengambil gaji serta tunjangan selama menjabat sebagai Wali Kota Solo. Hal ini disampaikan oleh Domu D Ambarita, salah satu tim penulis buku Jokowi, Spirit Bantaran Kali.

"Pengalaman saya saat menyusun buku ini, saya baru tahu bahwa seorang Jokowi tidak pernah mengambil gaji dan tunjangannya," ujar Domu dalam acara launching buku tersebut di Toko Buku Gramedia Matraman, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2012).

Dari hasil wawancara dengan beberapa rekan kerja hingga staf Jokowi di Solo, Domu mendapatkan fakta menarik yang membuat dirinya dan tim penulis lain semakin antusias menyelesaikan buku tersebut.

Lebih lanjut ia menjelaskan, gaji seorang Wali Kota Solo sebesar Rp 7.250.500 serta tunjangan yang bernilai lebih dari Rp 22 juta. "Jokowi tidak mengambil gajinya, tetapi ia mengonversi gaji tersebut dengan uang pecahan 10.000 hingga 50.000 untuk dibagikan kepada warga yang benar-benar miskin," lanjutnya.

Tidak hanya itu, kebiasaan Jokowi di Solo, antara lain, dirinya selalu membawa beberapa kantong beras untuk dibagikan kepada warganya yang membutuhkan. "Buku ini diharapkan menjadi inspirasi bagi para pemimpin ataupun pemerintah yang ada di republik ini," kata Domu.

Buku yang dibanderol dengan harga Rp 49.800 tersebut sebenarnya lebih fokus menceritakan sisi-sisi menarik dari sosok seorang Jokowi. Karakternya yang kuat dan fenomenal menjadi alasan tim penulis bahwa buku ini memiliki nilai edukasi, sosial, serta nilai jual.

Berdasarkan agenda acara, Jokowi seharusnya hadir dalam acara launching tersebut. Namun, berhubung hari ini merupakan hari kampanye pertama untuk Pilkada DKI putaran kedua, Jokowi dipastikan memiliki agenda padat sehingga tidak sempat hadir.

Selain Jokowi, beberapa tokoh nasional lainnya seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beserta Megawati Soekarnoputri juga dikabarkan akan menghadiri acara peluncuran buku ini. Namun, di akhir acara panitia penyelenggara menginformasikan bahwa mereka berhalangan hadir dan batal memenuhi undangan.