Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air PDAM Tak Mengucur

Kompas.com - 22/09/2012, 01:51 WIB

Semarang, Kompas - Kemarau panjang menyebabkan pasokan air baku instalasi pengolah air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal di Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, kurang. Sekitar 45.000 pelanggan PDAM sejak Jumat (21/9) pun mulai kekurangan air bersih.

Penyusutan pasokan air baku ke instalasi Kudu itu, selain karena debitnya turun dari sekitar 2.000 liter per detik tinggal sekitar 300 liter per detik, diduga juga karena disabot petani. Petani membutuhkan air untuk mempertahankan tanaman palawija.

Saluran air baku untuk PDAM Semarang, antara Kudu dan Bendung Klambu di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jateng, sepanjang 27 kilometer. Saluran itu terbuka dengan lebar 4 meter sehingga rawan dibobol siapa pun yang memerlukan air.

Saebani, Kepala Humas PDAM Tirta Moedal Semarang, mengakui adanya kekurangan air baku untuk instalasi Kudu akibat kemarau. Belum bisa dipastikan kapan persoalan itu dapat diatasi. Tak tertutup kemungkinan kekurangan pasokan air baku itu juga karena petani di Grobogan dan sekitarnya membutuhkan air untuk tanamannya.

Instalasi pengolah air bersih mengandalkan pasokan dari Bendung Klambu Purwodadi. Air ini bersumber dari Waduk Kedungombo yang selama ini menjadi andalan petani untuk mengairi lahannya. PDAM Tirta Moedal menambah pasokan air baku dari Rawapening, Tuntang, dan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan data di PDAM Tirta Moedal, pelanggan yang tidak mendapatkan pasokan air bersih itu tersebar di kawasan Tlogosari, Gayamsari, Semarang Timur, Pedurungan, Pucang Gading (Kabupaten Demak), Klipang, Kedungmundu, dan Tembalang. Pelanggan di Pedurungan, Surono, mengaku sudah seminggu ini tidak mendapatkan aliran air bersih. Meskipun ia sudah melapor ke PDAM, tetap belum ada penyelesaian.

Pelanggan air bersih di Kedungmundu, Benny, mengatakan, janji PDAM untuk menyalurkan air secara bergiliran dari pengolahan air di Pucanggading, Mranggen, Demak, ternyata juga tak direalisasikan.

Air permukaan

Dari Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dilaporkan, musim kemarau panjang juga mengakibatkan sumur air permukaan tanah yang banyak diandalkan petani juga mulai mengering. Akibatnya, ratusan hektar tanaman padi mati karena tidak lagi mendapatkan pasokan air.

Luas areal tanaman padi yang mengering diperkirakan mencapai 450 hektar. Tanaman itu tersebar di Kecamatan Pilangkenceng, Jiwan, Balerejo, dan Sawahan. Tanaman yang kering rata-rata berumur 45 hari. Marijan, petani di Desa Wayut, Kecamatan Jiwan, mengatakan, ia baru memperdalam sumur air permukaan dari 10 meter menjadi 15 meter agar airnya keluar. Namun, air permukaan tak keluar juga.

Dari Magelang, Jateng, Jumat, dilaporkan, akibat kemarau panjang, debit air di 912 bendung di wilayah itu menyusut hingga 70 persen dibandingkan debit biasanya. (WHO/NIK/EGI/ODY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com