Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tak Puas Kinerja Jokowi, Aliansi Pendukung Bisa Jadi Oposisi

Kompas.com - 22/09/2012, 15:06 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi lintaskelas yang luas sebagai pendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa berubah menjadi kelompok oposisi. Hal itu terjadi manakala kelompok kritis tersebut menilai pasangan yang diprediksi memenangi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tersebut, pada akhirnya tidak memuaskan harapan mereka akan perbaikan Jakarta.

 

Pengajar politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Dwipayana berpendapat, posisi Jokowi saat ini bisa disebandingkan dengan Megawati Soekarnoputri pada tahun 1999, yakni menjadi common denominator bagi aliansi lintaskelas yang luas. Jokowi menjadi simbolisasi pemimpin alternatif, sejalan dengan keinginan masyarakat akan perubahan kepemimpinan DKI Jakarta.

"Sesungguhnya aliansi seperti itu longgar dan cair dan bisa cepat swing kalau terjadi ketidakpuasan pada Jokowi," sebut Ari, Jumat (21/9/2012).

 

Selama ini aliansi kelas menengah dengan kelompok "akar rumput" itu memiliki kepentingan serupa. Mereka memiliki evaluasi negatif dan ketidakpuasan pada kinerja dan kepemimpinan gubernur petahana (incumbent). Namun kelompok menengah kritis yang semula menudkung ini bisa berbalik melakukan tindakan oposisional manakala harapan perubahan tersebut tidak terwujud.

 

Ari menyebutkan, masa depan kepemimpinan Jokowi di Jakarta nanti ada akhirnya akan tergantung pada kapasitas Jokowi untuk mentransformasikan ekspektasi perubahan ke dalam kerja-kerja politik di pemerintahan. Masalah yang mesti dihadapi Jokowi tak ringan.

Yang pasti, Jokowi-Ahok menghadapi ekspetasi publik yang besar, bahkan merupa menjadi euforia perubahan. Pasangan ini juga mesti berhadapan dengan birokrasi yang belum direformasi dan sangat politis saat pilkada, yang bisa saja menjadi penghambat internal saat pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik.

 

Di sisi lain, DPRD Provinsi DKI Jakarta masih dikuasai partai politik non-pendukung yang mengharuskan Jokowi-Ahok bernegoisasi dan membangun konmpromi. Kondisi yang berat tersebut mesti ditangani dengan baik, terlebih merujuk posisi Jokowi yang merupakan simbolisasi atau ikon pemimpin alternatif. "Mengusung tema 'perubahan' itu tidak mudah," sebut Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com