Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembawa Senjata di Istiqlal Itu Hidup Sederhana...

Kompas.com - 26/10/2012, 23:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudirman (40), yang diamankan oleh Pasukan Pengamanan Presiden saat hendak masuk ke Masjid Istiqlal, Jumat (26/10/2012), dikenal sebagai pria sederhana dan terbiasa berdandan ala pejuang. Di tubuhnya mengalir darah pejuang dari ayahnya, seorang pejuang veteran Angkatan Darat.

Nama Sudirman sangat melekat dengan sosok pahlawan nasional pada masa penjajahan Belanda. Tokoh itulah yang "diperankan" oleh Sudirman asal Tegal, saat ia mengunjungi Masjid Istiqlal, Jumat pagi tadi. Pria lajang tersebut membawa senjata rakitan mirip senjata api, tetapi tidak dapat digunakan layaknya pistol betulan. Ia mengenakan pakaian seperti pejuang tempo dulu, yakni berpeci hitam, kemeja putih lengan panjang, dan celana panjang warna hitam. Pada pecinya terdapat dua pin kecil, yakni bendera Merah Putih dan pin berbentuk burung garuda.

Saat tiba di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan, Sudirman tampak tenang dan tidak terlihat wajah tegang. Terkadang mukanya tanpa ekspresi dan sesekali tersenyum.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, Sudirman di Tegal tinggal bersama ibunya di Jalan Kemuning, Pejambon, Tegal Timur, Jawa Tengah. Ayahnya sudah lama meninggal dunia.

Salah seorang warga Jalan Kemuning, Rudi Hartono (38), mengatakan bahwa laki-laki yang sempat mengenyam pendidikan SMP itu sebetulnya mengalami gangguan kejiwaan setelah kembali dari Jakarta beberapa tahun lalu. "Katanya sih kerja di Jakarta, tapi kerja apa saya kurang tahu, sampai di sini (Tegal) sudah terganggu," kata Rudi.

Rudi menceritakan, polisi sempat mendatangi rumah Sudirman sekitar pukul 12.00 WIB dan menemui ibu Sudirman, yang biasa dipanggil Ju. Saat ini Ju tengah sakit. "Sebelum sore, polisinya sudah pada pergi, saya lihat tidak ada barang yang disita," kata Rudi kepada Tribunnews.

Rudi mengatakan, selain Dirman dan ibunya, di rumah tersebut juga tinggal Jutro, kakak laki-laki Dirman. Menurut Rudi, Jutro juga mengalami gangguan kejiwaan. Jutro dikenal telah beristri, tetapi laki-laki yang kadang mengemis di jalan itu memilih tinggal bersama ibunya, sementara sang istri tinggal di tempat lain. Di rumah itu juga tinggal adik perempuan Dirman, sementara adik perempuan Dirman yang paling kecil diketahui tinggal di Jakarta.

Rudi menuturkan, di rumah tersebut hampir tidak ada yang memiliki pekerjaan tetap. Dirman yang belum pernah berkeluarga itu hingga kini diketahui masih menganggur. Ia pun bingung bagaimana keluarga sederhana tersebut bisa tetap makan. "Seharusnya polisi waktu datang ke rumah Dirman bisa melihat kondisi keluarganya, harusnya polisi kasihan," ujarnya.

Warga maklum

Sejak Dirman mengalami gangguan kejiwaan, warga di sekitar rumahnya mulai belajar memaklumi tingkah laku pria tersebut. Warga pun maklum ketika Dirman melakukan hal-hal janggal. Rudi menuturkan, setiap selesai azan maghrib, umumnya jemaah akan melantunkan puji-pujian dan bershalawat dengan urutan tertentu, tetapi tidak demikian halnya dengan Dirman. "Dia itu kalau puji-pujian salah terus, tapi kan warga maklum, ya sudah mau gimana lagi," ujarnya.

Rudi mengatakan, Dirman dikenal sebagai sosok pendiam. Ketika ia berkumpul dengan warga di kediamannya, Dirman juga tak banyak bicara. Itu sebabnya tetangga di sekitar rumah Dirman tidak menyangka Dirman membawa pistol rakitan dan membawanya ke Masjid Istiqlal. Saat diperiksa polisi, Dirman mengaku merakit pistol itu karena terinspirasi mainan anak-anak. Polisi berencana melakukan tes psikologis terhadap Sudirman untuk mengetahui apakah pria tersebut benar-benar mengalami gangguan kejiwaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com