Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Masih Belum Putuskan Nasib Proyek MRT

Kompas.com - 29/10/2012, 14:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih belum memutuskan bagaimana nasib keberlanjutan megaproyek transportasi massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT). Hingga awal pekan ini, keberlanjutan MRT masih belum diputuskan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Sekali lagi, masih pada proses mapping atau pemetaan. Artinya, setiap perencanaan yang saya datangi di lapangan, jangan sampai kita bangun parsial, tetapi terintegrasi. Artinya, jika mau membangun sebuah jalur kereta api, MRT, monorel, harus terintegrasi dengan permukiman," ujar Jokowi, di Balaikota DKI, Jakarta, Senin, (29/10/2012).

Jokowi pun menegaskan tidak akan ada program yang saling mendahului, seperti apakah MRT atau pembangunan kampung deret susun terlebih dahulu. "Jangan sampai membangun sesuatu di situ tidak ada area pendukung. Rusun pun jangan hanya satu, semestinya ada puluhan dan ratusan, saling terkoneksi. Inilah program yang terintegrasi," kata Jokowi.

Selanjutnya, dikatakan oleh Jokowi, tentang proses pemetaan ini, ia belum mengetahui kapan dapat diselesaikan. Ia juga masih mengkaji segmentasi penumpang. "Cepat-cepatan saja dan segera eksekusi, tetapi saya harus tahu, MRT kenapa dimulai dari Lebak Bulus. Saya juga harus tahu siapa yang naik dari Lebak Bulus ke Kota atau ke tengah kota harus dapat dipastikan," kata Jokowi.

Dia pun tidak mau terlalu cepat mengambil keputusan yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan tersebut. "Jangan sampai nanti MRT diputuskan ternyata yang naik tidak banyak, kemudian perusahaannya rugi tidak ada uang untuk mengoperasikan. Ini sudah banyak kejadian di luar seperti itu," kata Jokowi.

Program yang tidak terintegrasi tersebut, dikatakan oleh Jokowi, kejadian yang tidak diinginkan oleh pihaknya. "Saya ingin simpulkan karena saya segera ingin mengeksekusi," ujarnya.

Rencana mengevaluasi bentuk proyek MRT dilakukan oleh Jokowi jangan sampai mengganggu jadwal pelaksanaan pembangunan. Bila jadwal pembangunan terganggu, pemerintah akan menanggung denda dibayarkan ke Japan International Coorporation Agency (JICA) sebesar Rp 800 juta per hari.

Ketika ditanya perihal denda tersebut, Jokowi mengaku tidak mengerti. Pembangunan MRT terdiri dari enam paket, yakni tiga paket layang atau elevated dan tiga paket underground. Dari keenam paket tersebut, yang sudah matang dan siap ke proses selanjutnya adalah pengerjaan paket underground.

Sebelumnya, sudah diumumkan bahwa ada tiga nominator yang diprediksi akan memenangkan tender ini, yakni nominator pertama mengerjakan dua paket, yaitu Shimitzu sebagai pimpinannya dengan anggota Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi. Adapun untuk paket ketiga, nominatornya adalah konsorsium Sumitomo Mitsui Contrantion Company (SMCC) bersama Hutama Karya Join Operation. Pengumuman pemenang tender akan dilakukan pada medio September-Oktober 2012.

Berita terkait dapat diikuti di topik :

100 HARI JOKOWI-BASUKI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com