Jakarta, Kompas -
Pengembangan kampung tersebut sesuai dengan usulan satuan kerja perangkat dinas Pemprov DKI Jakarta. Beberapa kampung dikembangkan menjadi kampung ikan, kampung batik, atau kampung herbal. Pada Senin (29/10), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melihat beberapa wilayah yang akan dikembangkan tersebut.
Sembilan kampung yang akan dikembangkan itu adalah Penjaringan, Kebon Sirih, Kebon Kacang, Tegal Parang, Tomang, Pulo Gebang, Rawa Jati, Poncol, dan Karet. ”Saya baru menerima sembilan nama kampung. Saya perlu melihat satu per satu kampung yang diusulkan,” kata Jokowi seusai meninjau Kampung Karet, Jakarta Selatan.
Hasil peninjauan di lapangan, Jokowi melihat Kampung Karet masih dalam kondisi baik sehingga belum perlu menjadi prioritas penataan. Dia mengusulkan mengganti Kampung Karet dengan kampung lain sebagai tempat program penataan.
Rencananya, Karet akan dijadikan Kampung Batik karena dahulu kawasan ini dikenal sebagai penghasil batik. Seiring dengan perkembangan tata ruang, kawasan itu berkembang menjadi tempat indekos atau rumah petak bagi pekerja di kawasan Jalan Sudirman-Jalan Thamrin.
Konsep penataan kampung yang dimaksud berbeda-beda sesuai dengan pemetaan persoalan. Beberapa di antaranya akan dikembangkan menjadi kampung deret, kampung super, dan kampung vertikal atau rumah susun. Gambaran singkat penataan kampung itu dimulai dengan penyediaan fasilitas umum yang memadai, seperti ruang publik, ruang terbuka hijau, perpustakaan makro, septic tank, dan sanitasi. Jokowi belum sempat menjelaskan secara detail perbedaan kampung deret, kampung super, dan kampung vertikal.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan, penataan kampung menjadi salah satu program prioritas tahun 2013. Pemprov terus memetakan kampung yang akan ditata menjadi bagus. Saat ini anggaran untuk penataan kampung itu sedang disusun sebelum diajukan kepada legislatif.
Pekan lalu, Jokowi menyampaikan, anggaran penataan kampung akan mengalami loncatan cukup besar.