Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Peduli Ancaman Denda Proyek MRT

Kompas.com - 30/10/2012, 19:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum memastikan nasib keberlanjutan megaproyek berbasis rel, Mass Rapid Transit (MRT). Padahal, apabila kerjasama proyek MRT bersama Japan International Coorporation Agency (JICA) ini molor atau terhenti, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menanggung denda yang dibayarkan ke JICA sebesar Rp 800 juta per hari.

"Dipinalti, ya enggak apa-apa. Dulu yang buat perjanjian gimana? Saya ini spartan, mau siang malam terus enggak berhenti-berhenti," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Ia mengatakan masih belum dapat memberikan keputusan perihal keberlanjutan proyek MRT dikarenakan belum mendapatkan presentasi dan pemaparan lebih jelas dari pihak PT MRT Jakarta.

"Ya, tergantung yang menjelaskan. Kalau mereka bisa menjelaskan harga per kilometer, letter of investment, dan jumlah penumpangnya yang ada pada jalur tersebut. Dan ini MRT kan BUMD, banyak yang belum dijawab secara clear," katanya.

Jokowi mengatakan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan MRT tersebut. Dia tidak mau proyek yang menelan biaya lebih dari Rp 15,5 triliun ini berhenti di tengah jalan. Keberadaan MRT di empat kota yang disebutkan Jokowi mengalami kebangkrutan, sehingga harus diambil alih oleh negara.

"Kan kita tahu ada empat yang kolaps. Kalau nanti MRT Jakarta kolaps, akan diambil alih oleh Pemda, itu kita harus hati-hati. Kan kemaren sudah dijelaskan, tapi saya enggak nangkep. Sekarang saya sudah agak nangkep. Ini bukan evaluasi, saya hanya tanya terkait dengan perjanjian," ujarnya.

Selain itu, tutur Jokowi, ia adalah seorang yang berasal dari dunia bisnis. Oleh karena itu, ia akan terus mengkaji proyek MRT ini.

"Kan pinjaman itu dari Jepang barangnya dari Jepang. Sejauh ini masih mahal, saya ini orang bisnis enggak usah yang ruwet-ruwet, kotanya seperti apa, penduduknya berapa, penumpangnya berapa. Ini sudah masuk di ranah bisnis," katanya.

Berita terkait lainnya dapat diikuti di topik: 100 HARI JOKOWI-BASUKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com