Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelanjutan Proyek MRT Masih Dikaji Ulang

Kompas.com - 06/11/2012, 17:27 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menjelaskan, kelanjutan pembangunan proyek mass rapid transportation (MRT) masih dikaji ulang. Kajian ini untuk melihat apakah masih mungkin MRT dibangun untuk mengatasi kemacetan Ibu Kota.

"MRT masih dievaluasi oleh Jokowi," kata Bambang di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Selasa (6/11/2012).

Menurut Bambang, kajian ulang ini meliputi kemungkinan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelontorkan dana, khususnya subsidi operasi pembangunan dan operasional MRT, jika jadi dilanjutkan.

Namun, yang lebih penting lagi, kemungkinan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mau menyediakan dana untuk operasional, khususnya saat nanti MRT dioperasikan.

"Saya katakan kepada beliau bahwa memang hal lumrah angkutan ini mendapatkan dukungan dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah provinsi," katanya.

Untuk mengurai kemacetan yang ada, saat ini pemerintah masih memakai transjakarta (bus rapid transit) yang sebenarnya dipakai untuk masa transisi sebelum keberlanjutan proyek MRT.

Menurut Bambang, Jokowi akan memfokuskan diri membenahi transjakarta dalam setahun hingga dua tahun ke depan, terutama melengkapi bus transjakarta dengan sistem global positioning system (GPS), sama seperti yang dilakukannya di Solo dulu.

"Selain itu, untuk mengatasi kemacetan, Jokowi juga akan menata ulang angkot dan bus-bus supaya menjadi feeder atau penunjang sistem transjakarta," katanya.

Sementara yang dilakukan Kementerian Perhubungan adalah menyinergikan antara transportasi transjakarta dan kereta api. Nantinya kereta api commuter akan disinergikan dengan halte transjakarta.

Sayangnya, Bambang enggan menjelaskan nilai investasi yang disiapkan pemerintah untuk membantu mengurai kemacetan Ibu Kota tersebut. "Saya lupa angkanya, tetapi itu bersifat tidak langsung, seperti memberi bantuan berupa bus, angkutan perkotaan, dan sebagainya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com