Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Ciliwung Bukan Cuma Sampah dan Banjir

Kompas.com - 11/11/2012, 19:02 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ciliwung memiliki masalah yang kompleks, bukan cuma soal banjir, pemukiman kumuh dan sampah. Salah satu masalah yang dihadapi Ciliwung adalah menyusutnya keragaman flora dan faunanya.

Abdul Khoiri dari Komunitas Ciliwung Condet mengungkapkan hal tersebut saat ditemui Kompas.com dalam acara perayaan Hari Ciliwung di Desa Glonggong, Bojonggede, Kabupaten Bogor pada Minggu (11/11/2012). Perayaan ini diinisiasi oleh Ciliwung Institute.

Abdul mengungkapkan, "Selama ini ada yang tidak berimbang dalam publikasi tentang Ciliwung. Sungai Ciliwung hanya disorot dari soal sampah, daerah kumpuh dan banjir. Padahal, yang menjadi masalah juga adalah flora faunanya."

Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, sekitar 92 persen ikan di wilayah Ciliwung sudah punah. Sementara, 66,7 persen mollusca dan crustacea juga sudah hilang dari sungai ini.

"Sudah banyak ikan yang sulit ditemui di Ciliwung sekarang, apalagi di Jakarta," kata Abdul. Ia mengatakan, hal itu tak lepas dari aktivitas perusakan oleh manusia. Salah satu perusakan yang kini masih berlangsung adalah penangkapan ikan dengan tuba atau racun.

Abdul mengatakan, perhatian pada flora fauna Ciliwung perlu ditingkatkan. Menurutnya, pernah adanya penemuan bulus raksasa Chitra chitra javanensis di Ciliwung pada 11 November 2011 lalu menunjukkan bahwa Ciliwung masih menyimpan sumber daya alam hayati yang berharga.

"Kita harus selamatkan yang tersisa di Ciliwung," kata Abdul. Studi ekologi dan keanekaragaman hayati Ciliwung penting dilakukan sehingga menjadi landasan kegiatan konservasi sungai terbesar yang membelah Jakarta itu.

Ciliwung dan keanekaragaman hayatinya kini semakin terancam. Wilayah daerah aliran sungai di hulunya terancam oleh pembangunan perumahan dan fasilitas wisata. Belum ada ketegasan dalam penggunaan lahan daerah aliran sungai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com