Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Tanggul Lamban, Warga Kali Laya Kesal

Kompas.com - 15/11/2012, 18:05 WIB
Noory Okthariza

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Memasuki hari keempat pascajebolnya tanggul Kali Laya, Depok, Jawa Barat, belum ada tanda-tanda perbaikan yang berarti. Aliran air yang meluap ke kawasan permukiman warga masih mengalir deras. Warga pun mulai kesal dengan penanganan yang dianggap lamban.

"Ini belum ada kemajuan sejak kemarin. Masih gini-gini aja," kata Ade (46), warga RT 06 / RW 16 di lokasi kejadian, Kamis (15/11/2012) siang.

Sampai saat ini proses penanganan tanggul masih pada tahap pengumpulan bebatuan untuk pembuatan tanggul sementara. Jumlah batu masih belum mencukupi. Buldoser dan truk milik Satgas Banjir Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok terus menambah pasokan batu, pasir, dan semen untuk menciptakan tanggul yang kokoh.

Ketua Komisi C DPRD Kota Depok Enthy Sukarti menyatakan keprihatinannya terhadap lambannya penanggulanan di Kali Jaya. "Saya sudah dapat laporan dari petugas Bimasda. Butuh waktu paling cepat satu minggu," ujarnya.

Anggota dewan dari Fraksi PAN ini memahami sulitnya medan yang dihadapi petugas di lokasi kejadian. Ia meminta segala upaya dilakukan untuk mempercepat penutupan tanggul. "Kalau perlu, tambah personel dan tambah lagi alat berat," kata Enthy.

Jika pernyataan Enthy benar, artinya paling cepat pada Senin (19/11/2012) tanggul yang jebol dapat diatasi. Ini berbeda dari pernyataan Wali Kota Depok Nur Mahmudi yang memperkirakan tanggul sudah bisa ditutup pada Jumat (16/11/2012) besok. "Mudah-mudahan besok sudah bisa ditutup tanggulnya," kata Nur Mahmudi kepada Kompas.com, Rabu (14/11/2012).

DPRD Kota Depok akan mengevaluasi mengapa tanggul tersebut bisa bobol. DPRD akan melihat apakah ada faktor kelalaian manusia atau murni bencana yang menyebabkan tanggul itu jebol. "Nanti akan kita bahas bersama Dinas Bina Marga. Untuk saat ini, yang penting penanganan tanggul dulu. Saya minta birokrasi bantuan jangan dipersulit," kata Enthy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com