Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir dan Longsor di Lebak, 70 Rumah Hanyut

Kompas.com - 19/11/2012, 11:21 WIB

LEBAK, KOMPAS.com — Banjir dan longsor yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, mengakibatkan kerusakan rumah di daerah itu. "Bencana alam ini tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Muklis, di Rangkasbitung, Senin (19/11/2012).

Bencana banjir dan longsor tersebut terjadi sejak Minggu akibat guyuran hujan deras. Warga yang terkena bencana tersebar di Kecamatan Leuwidamar, Cimarga, Sobang, dan Lebak Gedong. Tercatat 70 rumah hanyut dan 100 rumah terendam banjir dengan ketinggian 50 sentimeter di Kecamatan Leuwidamar dan Cimarga.

Sebanyak 16 rumah terancam longsor, 9 rumah rusak ringan, dan 3 rumah rusak berat di Kecamatan Sobang dan Lebak Gedong. "Saat ini, warga yang rumahnya rusak berat mengungsi ke rumah tetangga yang selamat dari bencana alam itu," ucap Muklis.

Muklis mengaku telah berkoordinasi dengan TNI, PMI, Tagana, Dinkes, dan relawan Wahana untuk membantu memindahkan masyarakat yang tertimpa musibah. Selain itu, pemerintah daerah juga menyalurkan logistik berupa makanan agar warga korban bencana tidak kelaparan. "Kami terus menangani korban bencana alam agar mereka tidak telantar," ujar Muklis.

Menurut Muklis, saat ini, diberlakukan siaga II seiring dengan meningkatnya curah hujan selama beberapa pekan terakhir. Ia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan bencana banjir dan longsor demi mencegah korban jiwa. "Kami tidak henti-hentinya mengajak masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak Aan Wiguna mengatakan telah mempersiapkan peralatan-peralatan evakuasi, seperti perahu karet, tenda, pakaian pelampung, logistik, kendaraan operasional, dan ambulans. "Kami siaga untuk memberikan bantuan kepada masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam," katanya.

Aan menambahkan, pihaknya saat ini terus memantau pergerakan air Sungai Ciujung karena sepanjang Minggu meluap. Namun, kata dia, pergerakan air sungai tersebut hingga kini mulai kembali surut. "Meskipun air Sungai Ciujung surut, tetapi kami terus memantau kondisi sungai karena curah hujan masih cukup tinggi," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com