Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Golkar dan PDI-P Bersaing Ketat, Demokrat Terpuruk

Kompas.com - 19/11/2012, 16:31 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan Indonesian Network Election Survey (INES) medio 5-21 Oktober 2012 menunjukkan, Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bersaing ketat jika pemilu legislatif diadakan saat ini. Tingkat elektabilitas Golkar 22,1 persen dan PDI-P 17,4 persen. Selanjutnya, Gerindra 14,3 persen, PAN 9,7 persen, Demokrat 8,4 persen, Nasdem 5,2 persen, PPP 4,4 persen, Hanura 3,8 persen, PKS 3,7 persen, dan PKB 2,9 persen.

Salah satu yang mengejutkan adalah tingkat keterpilihan Demokrat yang berada di posisi ke lima, bahkan di bawah Gerindra.

"Demokrat turun, padahal kinerja SBY tidak terlalu jelak. Mungkin karena banyak kadernya yang terlibat skandal korupsi. Gerindra dan PAN membuktikan diri bisa jadi kuda hitam" papar Direktur Data INES Sudrajat Sacawitra saat penyampaian hasil survei di Galeri Cafe TIM, Jakarta, Senin (19/11/2012).

Menanggapi hasil survei, politisi Partai Golkar Rully Chairul Azwar menilai, survei INES membuktikan partainya populer di mata masyarakat. Dengan percaya diri, Rully mengatakan, partainya telah matang di peta perpolitikan nasional sehingga masih dipercaya masyarakat. 

"Partai Golkar dapat membuktikan diri eksis sejak pemilu 1999. Konsolidasi setelah pemilu itu makin eksis. Hasil survei yang menempatkan Golkar di posisi pertama adalah hal yang lumprah," kata Rully.

Sementara itu, Wakil Sekjen Partai Demokrat Saan Mustopa menganggap survei ini sebagai masukan bagi partainya. Demokrat akan mengevaluasi kinerja internal partai. 

"Partai akan merancang dan merumuskan kegiatan ke depan karena hasil ini. Tapi, temuan fluktuasi itu biasa dalam soal elektabilitas. Ini sangat dipengaruhi dinamika politik yang terjadi,"terang Saan.

Survei ini dilakukan terhadap 6.000 responden, dengan margin of error +/- 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 98 persen. Adapun, metode survei yang digunakan random sampling.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

    Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

    Nasional
    Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

    Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

    Nasional
    Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

    Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

    Nasional
    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

    Nasional
    KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

    KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

    Nasional
    Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

    Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

    Nasional
    Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

    Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

    Nasional
    Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

    Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

    Nasional
    Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

    Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

    Nasional
    Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

    Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

    Nasional
    Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

    Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

    Nasional
    Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

    Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

    Nasional
    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    Nasional
    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Nasional
    Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com