Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Angkot Diganti, Sopir Tak Tahu Kerja Apa

Kompas.com - 20/11/2012, 20:18 WIB
Mukhamad Kurniawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para sopir angkutan kota di Jakarta Utara turut mogok, Selasa (20/11/2012), menyampaikan sejumlah tuntutan. Mereka memarkir kendaraan di sepanjang Jalan Sulawesi sehingga menghambat arus lalu lintas.

"Satu yang paling kami khawatirkan adalah rencana penggantian armada dengan bus, empat angkutan kota diganti satu bus sedang. Jika benar demikian, kami harus kerja apa untuk makan keluarga," kata Endang Supriatna (45), sopir angkutan jurusan Tanjung Priok-Cakung-Cilincing.

Menurut dia, ada sekitar 1.300 angkutan kota (angkot) yang beroperasi di Jakarta Utara. Setiap angkot rata-rata dioperasikan dua orang.

"Artinya ada 2.600 sopir. Jika jumlahnya dikurangi seperempat, ke mana tiga perempat bagian lainnya? Ini yang bikin kami resah," kata Endang yang telah menjadi sopir sejak tahun 1991.

Selain jumlah sepeda motor dan mobil yang semakin banyak, Endang dan para sopir menghadapi sejumlah hal yang semakin sulit. Kemacetan, pungutan liar, dan kondisi cuaca seperti hujan turut menurunkan penghasilan.

"Hampir 12 jam bekerja, penghasilan rata-rata Rp 30.000. Tentu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini," ujarnya.

Tabri (47), sopir lainnya, berharap pemerintah memikirkan nasib para sopir jika armada diganti atau dikurangi. Mereka menyatakan tak menolak rencana pemerintah daerah meremajakan armada dan memperbaiki transportasi umum. Namun, mereka tak ingin kehilangan sumber pendapatan.

Selain penggantian armada, para sopir juga berharap pungutan liar dibersihkan. Dalam sehari, mereka mengaku mengeluarkan lebih dari Rp 15.000 untuk keperluan tak resmi itu.

Pemerintah DKI Jakarta berencana menata sistem transportasi publik secara bertahap, dimulai dari peremajaan bus ukuran sedang. Peremajaan dilakukan melalui pola hibah dan subsidi dengan terlebih dulu memperbaiki organisasi kepemilikan kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com